Menuju konten utama

Peneliti LIPI: Kampanye Pilpres 2019 Belum Penuhi Kebutuhan Publik

"Belum memenuhi kebutuhan publik sebetulnya. Kita butuh penjelasan yang lebih jauh sebenarnya," kata Syamsuddin. 

Peneliti LIPI: Kampanye Pilpres 2019 Belum Penuhi Kebutuhan Publik
Presiden Jokowi di atas kuda tunggangan didampingi Prabowo Subianto menjawab wartawan, di Padepokan Garuda Yaksa, Desa Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin (31/10) siang. HUMAS/Rahmat

tirto.id - Peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI Syamsuddin Haris menilai kampanye yang gencar dilakukan kedua calon presiden dan wakil presiden masih belum memenuhi kebutuhan publik. Ia menilai, hal-hal yang sudah diperdebatkan belum memiliki konsep lebih jelas.

"Belum memenuhi kebutuhan publik sebetulnya. Kita butuh penjelasan yang lebih jauh sebenarnya," kata dia saat ditemui di kantor LIPI, Selasa (15/1/2019) sore.

Syamsuddin mencontohkan salah satu paslon yang mengatakan akan menata BUMN. Menurut dia, pernyataan tersebut patut dipertanyakan dan dikritisi.

"Apa usul kebijakannya? Apakah BUMN itu diaudit, dijual, atau diapakan? Semua itu publik butuh tahu," katanya.

Syamsuddin menilai, publik harus tahu dan paham lebih detail mengenai visi-misi kedua paslon agar tidak hanya menjadi janji dan mimpi indah Pemilu yang tak bisa diwujudkan dalam kehidupan nyata.

Kamis (17/1/2019) mendatang akan dilaksanakan debat perdana Pilpres 2019 dengan membahas isu hukum, HAM, terorisme, dan korupsi.

Akan ada enam segmen dalam debat pertama ini. Segmen pertama adalah pembuka dengan penyampaian visi-misi kedua pasangan. Segmen dua dan tiga adalah menjawab pertanyaan terbuka dari tiap panelis.

Sementara segmen empat dan lima, adalah pertanyaan tertutup yang dilempar masing-masing pasangan calon. Kemudian terakhir, adalah pernyataan penutup kedua pasangan calon untuk mengkampanyekan Pemilu damai 2019.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Alexander Haryanto