tirto.id - Rasyidin Nawi, warga Pondok Pinang, Jakarta Selatan didera teror. Pagi tadi, dia dikagetkan dengan cairan oli bekas yang disiramkan pada motor dan mobilnya. Padahal kedua moda transportasinya tersebut, di parkir di halaman dalam rumah dengan lebar berukuran sekitar 7 meter. Sedangkan pintu pagar masih dalam keadaan terkunci.
“Pagi-pagi saya bangun tidur, buka pintu, lah ini kok banyak oli di motor dan mobil saya. Itu oli bekas, hitam banget,” ungkap Rasyidin saat berbincang dengan Tirto, Rabu (19/4/2017).
Di dekat motornya, ada 3 plastik sisa pembungkus oli. "Itu teror. Biarin tuhan yang balas. Semuanya sekitar 6 liter," jelasnya.
Terkait insiden itu, Rasyidin sudah melapor pada pihak kepolisian. Pagi tadi, ada personil kepolisian yang mendatangi kediamannya untuk menggali keterangan.
Bagaimana Pilkada Jakarta membelah hubungan saudara seiman dan mendorong orang tidak mau menyalatkan jenazah di masjid? Baca artikel Tirto: Politik Masjid Pilkada DKI yang Meretakkan Keluarga
Pilkada DKI Jakarta memang memanaskan suasana di daerahnya. Rasyidin sempat dipecat sebagai Pembina Masjid Darussalam pada 4 Februari 2017 yang lalu. Padahal Rasyidin merupakan ahli waris masjid tersebut.
Pemecatan terjadi karena pengurus masjid lebih dominan menyerukan agar memilih pemimpin muslim. Selain itu, ketegangan diawali saat Rasyidin didapuk menjadi koordinator kelurahan Pondok Pinang untuk memenangkan Ahok, Rasyidin dipecat. Karena pilihannya itu, para pengurus masjid mengganti panggilan 'Haji Rasyidin' menjadi 'John Rasyidin'. Kata 'John' dianggap pantas disematkan padanya karena memilih Cagun non-muslim.
Pengurus Masjid Darussalam, juga menolak mensalatkan jenazah pemilih Ahok. Salah satu korbannya ialah almarhum Siti Rohbaniah (80), pada Rabu (8/3/2017) sekitar pukul 19.00. Hal tersebut lantaran diketahui Siti merupakan pendukung Ahok. Setelah ditelusuri, ternyata Siti tak memiliki hak pilih karena tak ber-KTP Jakarta. Akhirnya pengurus masjid mau mensalatkan jenazah Siti.
Dampaknya Ketua Umum Pengurus Masjid Darussalam, Abdul Ghafur dan Sekretaris masjid itu, Firmansyah sempat diperiksa Panwaslu Kota Jakarta Selatan pada, Rabu 15 Maret 207. Sebelumnya mereka berdua sempat mangkir sebanyak 2 kali dari panggilan Panwaslu.
"Mereka [pengurus masjid] tetap enggak ada kapok-kapoknya," tuturnya.
"Mereka bilang jangan memilih orang kafir, kan enggak benar itu," imbuhnya.
Berdasarkan pantauan Tirto, beberapa perolehan suara TPS berhasil dibalik Anies. Ahok kalah di TPS 13, TPS 11, TPS 12, TPS 27, TPS 71 Pondok Pinang. Di seluruh TPS itu, pada putaran pertama, Ahok menang telak.
“Jika Anies menang, tunggu saja kehancurannya. [Kemenangan Anies] karena mengkafir-kafirkan. Ustaz-ustaz merajalela. Ceramahnya itu-itu terus," pungkasnya.
Penulis: Dieqy Hasbi Widhana
Editor: Abdul Aziz