tirto.id - Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengakui, jumlah pendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 menurun ketimbang tahun 2018.
Tahun ini jumlah pendaftar hanya 714.652 orang, sementara tahun lalu mencapai 860.001 orang. Menurutnya, penurunan terjadi, karena ada perubahan pola tes.
"Dulu sistem tesnya SBMPTN, calon mahasiswa melakukan pendaftaran di perguruan tinggi lalu tes. Jadi nanti diterima atau tidak, itu dia tidak tahu," ujarnya di Jakarta Pusat, Senin (25/6/2019).
Sedangkan tahun ini calon mahasiswa terlebih dulu mengikuti Ujian Tes Berbasis Komputer (UTBK), yang nilai hasil tesnya diperuntukkan untuk mendaftar ke perguruan tinggi.
"Setelah mendaftar, dia melihat masuk atau tidak dalam ranking itu. Kalau tidak masuk ranking itu dia akan mencari PTS. Orang sekarang cenderung lebih rasional," ujarnya.
Penerapan sistem tes sebelum SBMPTN, Ia akui dapat meningkatkan kualitas. Sebabnya dari awal sudah jelas, calon mahasiswa mendapat nilai.
"Intake (asupan) mahasiswa baru makin jelas, lulusan makin berkualitas, pembelajaran lebih baik. Ini harapannya. Nanti kita tunggu hasilnya dalam empat tahun ke depan," ujarnya.
Selain itu, penerapan sistem UTBK menurutnya lebih efisien ketimbang sistem tes sebelumnya. Dengan sistem UTBK, ia mendaku, tidak terjadi kesemrawutan pendaftaraan tes yang terjadi di masing-masing universitas.
"Sekarang tidak pernah ada [kesemrawutan tes], karena UTBK tesnya 22 kali. Jadi waktu tersebar dan terdistribusi, jadi tidak ada mobilisasi massa," pungkasnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno