tirto.id - Siswa bakal terbebani dengan Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) masuk perguruan tinggi negeri (PTN) bila digelar sebelum Ujian Nasional (UN).
Hal itu disampaikan Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji.
Menurut dia, siswa tidak akan siap dengan hasil UTBK bila buruk, sehingga menyebabkan mereka bertambah stres sebelum UN.
"Ya begitu, jadi sangat menentukan nasibnya, padahal mereka gelisah karena merasa tidak siap dan belum menguasai soal-soal UTBK," kata dia kepada Tirto, Kamis (15/8/2019).
Para siswa, kata dia, bakal punya beban banyak, dengan penambahan ujian. Apalagi jadwal UTBK rencananya akan diubah oleh Kemenristekdikti.
"Sekolah itu mencerdaskan bukan malah membuat anak-anak stres. Selama ujian-ujian itu masih diberlakukan, pasti menimbulkan keributan," kata dia.
Selain itu, dirinya pun menyoroti beberapa problem terkait pelaksanaan UTBK. Seperti kendala teknis terkait jaringan komputer. Menurutnya, itu merupakan keluhan tahunan yang tidak pernah direspon dengan baik.
"Soal gangguan teknis itu ya mesti ada langkah antisipatif yang terukur dan teruji dengan baik. Jadi, kalo sewaktu-waktu terjadi masalah, sudah ada jalan keluarnya dan tidak mengganggu proses ujian berlangsung," tutur dia.
Akan tetapi, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kemenristekdikti, Ismunandar memastikan rencana dimajukannya waktu UTBK menjadi akhir tahun 2020 belum pasti dilaksanakan dan masih dikaji.
"Akan dievaluasi dan ditentukan dulu," ujar Ismunandar, Rabu (14/8/2019) lalu.
Kemudian, ia pun juha belum menjelaskan kapan rencana memajukan UTBK tersebut selesai dikaji. Dia juga enggan menyebut siapa saja yang terlibat dalam pembahasan rencana itu.
Oleh karena itu, kata dia, sampai saat ini belum ada kejelasan soal pelaksanaan rencana itu. Ia berharap masyarakat untuk menunggu keputusan akhir dari Kemenristekdikti.
"Tunggu sampai ada berita pastinya saja. Tidak perlu resah," kata dia.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali