tirto.id - Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad mengatakan pencarian KRI Nanggala difokuskan pada sembilan titik di perairan Bali bagian utara. Lokasi persisnya di 40 kilometer dari Celukan Bawang. Di sekitar daerah tersebut ada tumpahan minyak dan daya magnet besar.
"Memang belum ditemukan pasti. Tetapi ada beberapa titik-titik sudah bisa ditemukan dan semoga kapal segera ditemukan," kata dia, Jumat (23/4).
Dalam pencarian hari kedua dipastikan titik pasti kapal selam belum ditemukan. Meski begitu, puluhan kapal sudah mengepung sembilan titik untuk mencari jejak kapal selam yang hilang kontak sejak Rabu (21/4) puku 04.25 WITA. Mereka mengandalkan sistem sonar untuk memetakan lokasi kapal.
Riad menambahkan negara luar yang ikut membantu bertambah. Amerika Serikat dan Australia telah mengkonfirmasi untuk kirim kapal penyelamat kapal selam dan pesawat pengintai. Sebelumnya sudah ada tiga negara kirim bantuan yakni Singapura, Malaysia dan India.
"Tim dari Amerika Serikat konfirmasi. Tim mereka Poseidon (pesawat pengintai) tiba di Indonesia pada malam ini atau Sabtu dini hari," ujar Riad.
Spesifikasi Poseidon bisa dipakai untuk perang anti-kapal selam dan perang anti-permukaan. Pesawat ini punya kemampuan deteksi benda di bawah laut. Selama ini Poseidon dipakai AS untuk mengawasi Laut Cina Selatan yang jadi perhatian oleh Cina dan negara tetangga, termasuk Indonesia. Poseidon pernah hendak mendarat di Indonesia untuk isi bahan bakar, tetapi ditolak.
Pencarian kapal selam itu berpacu dengan waktu karena dilaporkan cadangan oksigen di dalam KRI Nanggala habis pada Sabtu besok pukul 03.00 WITA. Di dalam kapal ada 53 tiga orang, terdiri atas 49 awak kapal 3 personel arsenal dan 1 komandan.
KRI Nanggala dibuat tahun 1977 oleh Jerman dan resmi dipakai Angkatan Laut Indonesia pada 1981. Selama beroperasi selama 40 tahun menjaga kedaulatan Indonesia, Nanggala sudah pernah sekali diperbaiki secara total. Perbaikan berlangsung dua tahun di Korea Selatan pada 2010-2012.
Indonesia kini punya lima kapal selam. Tiga di antaranya paling baru buatan Korea Selatan masih tahap uji coba. Sedangkan satu kapal selam KRI Cakra 401 tidak beroperasi karena sedang diperbaiki di galangan kapal PT PAL.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali