tirto.id - Pemprov DKI Jakarta bakal mendorong keikutsertaan para pekerja informal dalam jaminan sosial ketenagakerjaan pada tahun 2018. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyampaikan, hal itu diperlukan agar 7,5 juta angkatan kerja di Jakarta terlindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Salah satu sektor informal yang akan didorong, sebut Sandi, adalah usaha kecil mikro dan menengah yang (UMKM) yang tergabung dalam jaringan OK-OCE.
"Semua yang mengikuti program OK-OCE ini kita akan berikan perlindungan dari ketenagakerjaannya, dan juga kemarin dari PPSSU, sudah kami berikan perlindungan," ungkapnya dalam konferensi pers di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2108).
Sandiaga juga meminta sektor formal untuk mendaftarkan diri ke BPJS Ketenagakerjaan. Sebab, baru 1,1 juta dari total 3,4 juta tenaga kerja formal ber-KTP Jakarta yang memiliki BPJS Ketenagakerjaan.
Apalagi, jaminan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan penyelenggaraan pelayanan publik di Jakarta.
Ia berkaca pada insiden kecelakaan yang terjadi di sejumlah proyek jalan layang tol Becakayu beberapa waktu belakangan. Menurutnya, tanpa BPJS TK pekerja yang menjadi korban akan sulit mendapatkan penanganan medis lantaran mahalnya biaya yang harus dikeluarkan.
"Itu adalah salah satu contoh real. Dan seandainya ada kematian, kita ada 24 juta rupiah yang dicover untuk diberikan kepada para tenaga kerja yang mengalami musibah," kata dia.
Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Wilayah DKI, M Hafiz, menyebut perlunya sosialisasi yang masif agar peserta BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta mencapai 7,5 juta angkatan kerja.
Dalam hal ini, Hafiz mencontohkan, instansinya telah bergerak sampai ke pasar-pasar serta membuka pelayanan di hari libur untuk menggaet para peserta baru.
"Semuanya perlu proses. Semuanya perlu kolaborasi dan mohon juga teman-teman media memastikan kepada seluruh pemberi kerja, bahwa komitmen ini juga merupakan komitmen bersama antara BPJS ketenagakerjaan DKI dan pemerintah provinsi DKI," ujarnya di kesempatan yang sama.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora