tirto.id -
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, hal itu dilakukan untuk mengurangi dampak kerugian jika sewaktu-waktu gempa berkekuatan di atas 6,2 skala richter mengguncang wilayah di sekitar Jakarta.
"Kita ada di wilayah yang sangat sering terjadi gempa, kita harus lebih waspada dan siaga," ujarnya saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2018).
Pada pertemuan tersebut, Pemprov dan BMKG juga menandatangani perjanjian kerjasama untuk meningkatkan koordinasi dalam mengantisipasi ancaman gempa yang datang. Ia berharap, BMKG bisa memberikan sinyal 20 detik sebelum terjadi benturan fenomena alam tersebut.
"Kita bisa meningkatkan informasi yang terkoordinasi dengan baik antara BMKG dan pemprov DKI, karena ada sekitar 20 detik yang kita sebut sebagai golden period, daerah indikasi awal, gempa itu sampai sini kalau jaraknya itu 200 kilometer," kata Sandiaga.
Untuk memastikan hal itu berjalan baik, Sandi menyampaikan bahwa Pemprov akan melakukan metode pelatihan atau drill kepada Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) DKI dan beberapa instansi yang ada di Jakarta.
"Kalau ada gempa 6,1 skala richter itu sangat terasa di sini. Seperti kita lihat di Taiwan 6,4 itu dampaknya luar biasa. Ini kita ada di wilayah yang sangat sering terjadi gempa, kita harus lebih waspada dan siaga," imbuhnya.
Ancaman gempa memang menjadi momok bagi warga Jakarta. Beberapa waktu lalu, kepanikan terjadi akibat gempa berskala 6,4 Skala Richter (SR) di barat daya Lebak, Banten yang terasa hingga ke Jakarta.
Orang-orang berhamburan ke jalan dan menjauh dari jangkauan gedung-gedung bertingkat. Di Balai Kota, Sandiaga yang tengah menerima para presenter program berita televisi lari keluar ke halaman Balai Kota bersama para tamunya.
Baru-baru ini pemaparan ahli geodesi Australia, Achraff Koulali, yang dipublikasikan oleh Elsavier pada 2016, menemukan sesar aktif melintang sekitar 25 kilometer di selatan kota Jakarta. Sesar ini merupakan kepanjangan dari Sesar Baribis yang oleh para ilmuwan sebelumnya dianggap hanya membentang dari wilayah Cilacap di Jawa Tengah hingga kawasan Subang, Jawa Barat.
Jika mengacu temuan Koulali, sesar itu melintang dari Purwakarta, Cibatu (Bekasi), Tangerang, hingga Rangkasibitung. Jika ditarik lurus dari Cibatu ke Tangerang, secara kasar didapati sesar ini melewati beberapa kecamatan di Jakarta seperti Cipayung, Ciracas, Pasar Rebo, dan Jagakarsa.
Pakar geologi dari Pusat Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dr. Danny Hilman Natawidjaja, menyebut riset yang dilakukan Koulali valid secara saintifik. Prediksi Danny, gempa dari sesar ini bisa mencapai 7 skala Richter, "Jika betul terjadi, sudah hancurlah Jakarta. Berhenti kali Republik indonesia ini."
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yandri Daniel Damaledo