tirto.id - Pemimpin kelompok oposisi Venezulea, Maria Corina Machado, mengklaim bahwa kelompok oposisi Venezuela memenangkan pemilu dengan perolehan suara 73,2 persen dalam pemilu yang digelar Minggu, (28/7/2024) waktu setempat.
Hal ini merespons klaim kemenangan yang dilakukan presiden petahana, Nicolas Maduro, dalam pemilu Venezuela.
Dalam hasil pemilu yang digelar minggu itu, Machado mengatakan, sekitar 2,75 juta warga memilih kembali Maduro sebagai presiden sementara 6,27 juta orang memilih mantan diplomat, Edmundo Gonzales. Angka tersebut berbeda jauh dengna klaim bahwa Maduro menang 5,15 juta suara sementara Gonzalez hanya 4,45 juta suara.
Pro-kontra hasil pemilihan Venezuela memicu demonstrasi pelaksanaan pemilu bersih di negara Amerika Selatan itu. Dua orang dikabarkan tewas dalam protes pelaksanaan pemilu, yakni satu di negara perbatasan Tachira dan satu di wilayah Maracay pada Senin (29/7/2024) waktu setempat. Kemudian demonstrasi juga terjadi di seluruh wilayah Venezuela, termasuk istana kepresidenan yang berada di Caracas.
Gonzales memperingatkan agar tidak perlu terjadi pertumpahan darah dalam pemilu Venezuela. Akan tetapi, Maduro malah menjawab dengan nada perlawanan.
"Kami tahu bagaimana menghadapi situasi ini dan bagaimana mengalahkan mereka yang melakukan kekerasan," kata Maduro sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (30/7/2024).
Anggota parlemen berkuasa sekaligus manajer kampanye Maduro, Jorge Rodriguez, pun mengajak pendukung Maduro untuk berbaris dan mendukung kepemimpinan Maduro pada Selasa (30/7/2024) waktu setempat.
Di sisi lain, Machado juga mengajak para pendukungnya untuk berkumpul di depan kantor PBB yang berada di Caracas, Venezuela, untuk menyuarakan gerakan.
Saat ini, para demonstran berkumpul di berbagai kota Venezuela dengan catatan sekitar 187 demonstran di 20 wilayah Venezuela. Salah satu pedemo, Fernando Mejia (41) melakukan demonstrasi dengan menuntut pergantian kepemimpinan. "Kami muak dengan semua ini, kami ingin kebebasan, kata Fernando.
Demonstrasi yang berlangsung di Caracas berlangsung ricuh di mana polisi menembakkan gas air mata ketika pedemo menutup jalan utama di Barquisimeto. Sementara itu, di daerah Coro, pedemo merusak patung yang mirip Presiden Hugo Chavez, yang merupakan pembimbing Maduro.