tirto.id - Pemerintah Spanyol telah menyiapkan sejumlah personel tambahan dari kepolisian untuk mencegah adanya referendum yang akan dilakukan Catalunya pada Minggu (1/10/2017) hari ini. Keputusan pemerintah Spanyol tersebut dikhawatirkan bakal meningkatkan potensi konfrontasi dari kedua belah pihak.
Ribuan pendukung referendum telah berada di beberapa sekolah yang ditunjuk sebagai lokasi pemungutan suara sejak Jumat (29/9/2017) malam. Pihak kepolisian menyatakan, pendukung referendum akan diusir dan pemungutan suara tidak akan diizinkan.
Penyelenggara referendum mendesak para pemilih untuk “mempertahankan” tempat pemungutan suara pada pukul 05.00 (03.00 GMT) dan menunggu pemungutan suara dimulai pada pukul 09.00.
“Kita harus yakin dengan banyak orang yang hadir dari segala umur,” ungkap salah satu panitia dalam sebuah instruksi yang disebarkan melalui media sosial seperti dikutip BBC. Tak lupa, panitia juga menyerukan perlawanan damai terhadap tindakan polisi.
Wakil Presiden Daerah, Oriol Junqueras optimistis referendum akan tetap berjalan dan meyakini adanya jumlah pemilih yang besar. “Hari Minggu akan menjadi tanggal penting bagi demokrasi,” ujarnya kepada saluran utama publik Catalan, TV3. “Kami telah mengatasi banyak kendala. Jika kita tidak membela hak kita sendiri, lantas siapa lagi yang akan melakukannya?”
Dalam surat suara referendum hanya berisi satu pertanyaan: “Apakah Anda ingin Catalunya menjadi negara merdeka dalam bentuk republik?” Sementara itu tersedia dua kotak yang masing-masing bertuliskan “Ya” atau “Tidak.”
Pada malam sebelum pemungutan suara, ribuan demonstran yang menginginkan persatuan Spanyol menggelar unjuk rasa di beberapa kota termasuk di Barcelona. Dalam unjuk rasa tersebut, para demonstran melambaikan bendera Spanyol dan membawa spanduk bertuliskan “Catalunya adalah Spanyol.”
Referendum Catalunya dinyatakan ilegal serta melanggar konstitusi oleh pengadilan Spanyol. Ribuan polisi tambahan telah dikirim ke Catalunya. Tak hanya itu, pemerintah Spanyol juga menerjukan pasukan regional, Mossos d'Esquadra, untuk membantu memberlakukan larangan referendum.
Upaya pemerintah Spanyol dalam melarang referendum memang tak main-main. Beberapa waktu lalu saat aksi demonstrasi terjadi, pihak berwenang Spanyol menyita materi aksi, mengenakan denda kepada pejabat, dan menahan puluhan politisi. Polisi juga menduduki pusat telekomunikasi pemerintah daerah Catalunya.
Sumber pemerintah Spanyol seperti dikutip oleh Reuters mengatakan pihak kepolisian akan memutuskan sendiri bagaimana menerapkan perintah untuk menghentikan warga yang memberikan suara pada hari Minggu. Di lain sisi, kepala polisi Catalunya menekan petugas agar tidak menggunakan kekerasan. Banyak dari mereka yang berada di dalam sekolah adalah orang tua dan anak-anak.
“Kami tidak mengerti mengapa kami tidak dapat mengekspresikan ekspresi demokrasi secara damai dalam bentuk paling sederhana: sebuah pemungutan suara,” kata Pablo Larranaga, salah satu pendukung referendum pada Sabtu malam kepada BBC.
Catalunya merupakan wilayah yang terletak di timur laut Spanyol dengan populasi sebesar 7,5 juta orang. Pada umumnya, Catalunya memiliki bahasa dan budaya sendiri di samping juga mempunyai kendali otonomi atas daerahnya namun tidak diakui sebagai negara yang terpisah berdasarkan konstitusi Spanyol.
Penulis: M Faisal Reza Irfan
Editor: Yuliana Ratnasari