tirto.id - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pemerintah Indonesia sudah mengajukan pengadaan vaksin COVID-19 multilateral. Hal tersebut merespons pengadaan vaksin selain vaksin COVID-19 buatan Sinovac yang sudah tiba pada Minggu (6/12/2020) malam.
"Selain kerjasama bilateral saat ini bersama dengan Kementerian Kesehatan dan kementerian keuangan, Kementerian Luar Negeri sedang terus melakukan komunikasi dengan Jenewa untuk pengadaan vaksin multilateral," kata Retno dalam konferensi pers KPCPEN yang ditayangkan akun Lawan COVID19 ID, Senin (7/12/2020).
Sebagai catatan, Indonesia merupakan satu dari 92 negara yang tergabung dalam COVAX AMC. COVAX AMC merupakan lembaga yang dibentuk setelah Global Vaccine Summit tahun 2020 pada 4 Juni 2020 lalu. Lembaga ini berfungsi untuk memberikan keadilan dalam akses pemberian vaksin COVID-19 di seluruh dunia.
Retno menuturkan, Indonesia sebagai salah satu negara anggota GAVI COVAX diperkirakan akan mendapat 3-20 persen vaksin GAVI COVAX. Ia menambahkan, pemerintah kini tengah menjalani proses administrasi dan persiapan teknis untuk pengadaan vaksin GAVI COVAX.
"Salah satu proses yang harus dilalui adalah pengiriman vaksin request form kepada COVAX Facility. Pengiriman dilakukan pada hari ini 7 Desember sesuai tenggat waktu yang ditentukan," kata Retno.
Retno mengatakan, permintaan tersebut sudah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Namun proses kehadiran vaksin diperkirakan baru dimulai 2021.
Setelah itu, masih ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sampai akhir 2020. Ia berharap vaksin multilateral juga bisa masuk secara bertahap ke Indonesia pada 2021.
"Sekali lagi vaksin multilateral dijalankan dengan baik. Diplomasi kami akan terus mengawal ikhtiar lain berikutnya agar Indonesia bisa segera mengatasi pandemi ini," jelas Retno.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri