Menuju konten utama

Pemerintah Pastikan Ibadah Ramadan Tetap Normal Meski Ada COVID-19

Pemerintah memastikan pelaksanaan ibadah saat Ramadan seperti salat tarawih berjamaah dan buka puasa bersama tetap berjalan normal meski ada pandemi Virus Corona atau Covid-19. 

Pemerintah Pastikan Ibadah Ramadan Tetap Normal Meski Ada COVID-19
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (keempat kiri), Menteri BUMN Erick Thohir (kiri), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (ketiga kiri) dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto meninjau pembersihan Masjid Istiqlal dengan cairan desinfektan di Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Pemerintah memastikan pelaksanaan ibadah saat Ramadan tetap berjalan normal meski ada pandemi Virus Corona atau Covid-19. Pemerintah belum berencana mengubah model ibadah saat bulan suci bagi umat Islam tersebut.

"Kami sepakat Ramadan tarawih maupun buka puasa bersama tetap kita adakan sebagaimana biasa," kata Menteri Agama Fachrul Razi di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Meskipun tidak mengubah budaya dan tata cara beragama, Fachrul tetap membuka peluang untuk perubahan regulasi. Perubahan regulasi baru dilakukan jika memang ada situasi mendesak. Ia tidak menjelaskan tentang definisi situasi mendesak.

"Sementara waktu ini sampai ada perubahan dan mudah-mudahan gak ada perubahan salat tarawih maupun salat jemaah lainnya dan juga buka puasa bersama tetap kita jalankan sebagaimana mestinya," kata Fachrul.

Sebelumnya, Juru Bicara Covid-19 Achmad Yurianto mengaku pemerintah bergerak cepat dalam penanganan Virus Corona akibat akan menghadapi Ramadan dan Lebaran. Ia mengaku pemerintah tidak ingin ada masalah saat Hari Raya Idul Fitri dan perayaan bulan Ramadan.

"Sebentar lagi kan mau Idul Fitri, masa iya sungkem dengan orang tua cuma gini-gini doang? Masa iya salaman sama orang tua pakai kaki? Ya enggak," kata Yuri di kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3/2020) saat ditanya tentang kabar ratusan WNI hadir dalam tabligh akbar di Malaysia yang juga dihadiri penderita Covid-19.

Sebagai informasi, Covid-19 mengubah kultur masyarakat dalam berhubungan dengan sesama. Perubahan tersebut terjadi karena Virus Corona menular lewat kontak dekat.

Virus corona ini bisa menular ketika seseorang yang menderita COVID-19 batuk atau mengembuskan napas dan mereka melepaskan tetesan cairan yang terinfeksi.

Orang yang sehat bisa terinfeksi COVID-19 dengan menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.

Saat ini, muncul gerakan sebagai pengganti jabat tangan. Di negara Iran, aksi salaman dengan tangan diganti dengan salaman menggunakan kaki. Di Indonesia, beberapa pejabat mulai mengampanyekan salam siku atau salam Corona sebagai pengganti salam tangan.

Yuri juga tidak ingin acara ibadah Idul Fitri terganggu akibat penyebaran Covid-19. Ia pun menegaskan, "Kalau nggak bisa salat Id kan repot. Masa salat Id dilakukan oleh keluarga? Kan repot ini".

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri