tirto.id - Pemerintah memangkas besaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) solar untuk tahun 2021. Besarannya nanti hanya mencapai Rp500 per liter padahal tahun 2020 masih mencapai Rp1.000 per liter.
Sejalan dengan pemangkasan besaran subsidi per liternya, anggaran yang dialokasikan pada 2021 nanti juga mengalami penurunan. Pada tahun 2020 anggaran subsidi jenis BBM tertentu untuk minyak tanah dan solar mencapai Rp17,7 triliun dan pada 2021 turun menjadi Rp16,6 triliun.
Meski demikian, pemerintah menaikkan volume subsidi minyak solar di 2021 nanti. Dari 15,31 juta kiloliter di 2020 menjadi 15,8 juta kiloliter di 2021. Sementara itu, volume subsidi minyak tanah turun dari 0,56 juta kiloliter menjadi 0,5 juta kiloliter di 2021.
Penyebab dari turunnya subsidi minyak solar ini disebabkan oleh nilai tukar terhadap dolar AS dan perkiraan Indonesia Crude Price (ICP) di 2021 nanti.
Pada tahun 2021 nanti, pemerintah mengasumsikan nilai tukar berada di kisaran Rp14.600 per dolar AS dan harga minyak Indonesia atau ICP di angka 45 dolar AS per barel minyak.
Di samping subsidi minyak solar, pemerintah juga memangkas anggaran subsidi listrik. Pada APBN 2020, nilainya mencapai Rp54,49 triliun dan turun Rp907,7 miliar menjadi Rp53,58 triliun di 2021.
Dalam buku nota keuangan, penyebab turunnya subsidi ini disebabkan penyaluran subsidi listrik akan dilakukan dengan lebih tepat sasaran. Pemerintah beralasan penyaluran subsidi akan mengacu ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk memetakan siapa saja pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA yang rentan dan berhak menerimanya.
Secara keseluruhan, anggaran subsidi energi di tahun 2021 mencapai Rp64,8 triliun. Nilainya turun 28,66 persen dari outlook APBN 2020 di angka Rp96,4 triliun.
Bersamaan dengan itu, anggaran subsidi energi dan non energi pemerintah di 2021 juga mengalami penurunan 10 persen dari Rp192 triliun di 2020 menjadi Rp172,9 triliun di 2021.
Meski mengalami penurunan, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan tetap memberi dukungan bagi masyarakat berpenghasilan paling rendah. Salah satunya melalui alokasi anggaran yang cukup besar bagi program bantuan sosial di 2021. Sebagian program bansos yang sudah berjalan di 2020 pun dilanjutkan di 2021 dengan total anggaran mencapai Rp110 triliun.
“Untuk belanja negara kami akan tetap mendukung program-program seperti Bansos untuk akselerasi pemulihan terutama untuk daya beli masyarakat yang paling rendah, akses untuk UMKM dan koperasi melalui subsidi bunga KUR,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi virtual, Jumat (14/8/2020).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri