tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan impor daging kerbau dari India oleh pemerintah merupakan upaya untuk menyetarakan harga daging di Indonesia dengan di luar negeri. Menurut Darmin, langkah tersebut diambil pemerintah, di samping juga melakukan sejumlah upaya lain seperti pengembangan dan penggemukan.
“Harga daging di kita relatif tinggi apabila dibandingkan dengan negara lain. Karena jangan sampai harga daging di Jakarta itu jauh lebih mahal daripada di Singapura. Itu sudah nggak betul,” kata Darmin di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Selasa (30/5/2017) pagi.
Lebih lanjut, Darmin sempat menjelaskan perihal target konsumen dari pengadaan impor daging kerbau tersebut. Darmin menyebutkan peruntukan daging kerbau tidak terbatas hanya kepada pasar rumah tangga saja ataupun kalangan pedagang. “Tidak ada aturan mengenai itu. Kalau Anda mau, ya boleh beli. Kalau tidak mau, ya nggak usah beli,” ujar Darmin.
Adapun Darmin sendiri menyebutkan bahwa tingginya konsumsi daging di Indonesia, tak lain dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat. Karenanya, saat disinggung sampai kapan impor kerbau akan berlangsung, Darmin tidak memberikan kepastian waktunya. “Kenapa harus sampai kapan (impornya)?” tanya Darmin kembali.
“Kita kebiasaan makan yang segar-segar melulu. Memang (untuk impor daging kerbau) prosesnya butuh waktu. Untuk mengubah masyarakat, kita perlu juga untuk mengubah kebiasaan,” ujar Darmin.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti telah memastikan pihaknya akan kembali melakukan impor daging kerbau dari India dalam waktu dekat. Djarot pun menyebutkan dilakukannya impor tersebut tak lain juga untuk memenuhi peningkatan kebutuhan daging menjelang Lebaran.
Menurut Djarot, setidaknya ada sekitar 51.000 ton daging kerbau yang telah mendapat izin untuk diimpor sampai akhir tahun ini. Untuk proses impornya sendiri, Djarot menginformasikan tidak serta merta dilakukan semuanya, melainkan secara bertahap.
“Ini kan ada izin baru sampai dengan Desember, karena untuk yang Juni sudah. Jadi sekarang buka lagi, jalan, sampai Desember itu,” ujar Djarot di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (29/5/2017) sore.
Sebelumnya, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Karyawan Gunarso, juga telah menjamin amannya persediaan daging kerbau pada bulan Ramadan. Kata Karyawan, Perum Bulog mencatatkan bahwa animo masyarakat terhadap konsumsi daging kerbau terbilang cukup baik.
“Kami yakinkan kepada kepada masyarakat dan sekarang penjualan kami cukup besar. Ini artinya animo masyarakat sudah luar biasa. Mereka sadar bahwa daging kerbau bisa dijadikan pilihan untuk pemenuhan protein,” ungkap Karyawan di acara diskusi media Forum Merdeka Barat 9 yang diselenggarakan pada Minggu (28/5/2017) lalu di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yuliana Ratnasari