Menuju konten utama

Pemerintah Belum Pastikan Kenaikan Tarif Angkot Ber-AC

Budi mengharapkan adanya tarif yang kompetitif terhadap angkot yang telah dilengkapi pendingin tersebut.

Pemerintah Belum Pastikan Kenaikan Tarif Angkot Ber-AC
Ilustrasi angkot. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah.

tirto.id - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan tarif angkutan kota (angkot) yang menggunakan pendingin mobil (AC) berpotensi mengalami kenaikan. Meski demikian, Budi mengungkapkan pihaknya menyerahkan kebijakan tarif tersebut kepada pemerintah daerah dan mengaku belum membicarakan besaran kenaikannya secara lebih lanjut.

“Secara rasional, harusnya naik ya, tapi itu diserahkan kepada daerah. Kalaupun tidak naik (tarifnya), lebih bagus. Itu nanti diserahkan ke pemerintah daerah, dan untuk nominalnya jadi berapa belum ada (penentuan),” kata Budi seusai acara konferensi pers ‘Pemasangan Fasilitas AC untuk Angkutan Kota’ di Monumen Nasional, Jakarta, pada Sabtu (1/7/2017) sore.

Meski demikian, Budi mengharapkan adanya tarif yang kompetitif terhadap angkot yang telah dilengkapi pendingin tersebut.

Pemerintah saat ini tengah menggalakkan program pemasangan AC pada angkot-angkot di Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Adapun program tersebut merupakan bentuk implementasi dari Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek.

“Pada Februari 2018 sudah wajib menggunakan AC, sesuai dengan PM 29/2015. Untuk bus sudah dilakukan, sekarang angkot pun harus ber-AC,” ucap Budi.

“Kita ingin agar angkot ini mampu bersaing secara kompetitif, nyaman, dan membuat masyarakat meninggalkan kendaraan pribadinya,” ujar Budi lagi.

Go-Car dan Uber Bantu Program Pemerintah

Berdasarkan catatan yang dihimpun Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sampai saat ini setidaknya sudah ada 40 armada angkot yang sedang dalam proses pemasangan AC.

“Dari 40 angkot, 10 angkot akan dibagikan di Jakarta, 10 di Bogor, 10 di Tangerang, dan 10 di Bekasi. Malah untuk di Bekasi sudah ada pionirnya satu angkot. Jadi di Bekasi total ada 11 (angkot),” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto.

Dalam menyelenggarakan program pemasangan AC ini, Kemenhub sendiri turut dibantu oleh dua operator penyedia jasa angkutan transportasi daring, yakni Go-Car dan Uber. Saat disinggung perihal awal mula terjalinnya kerja sama itu, Budi tidak bersedia membeberkan pihak manakah yang berinisiatif terlebih dulu.

“Sama-sama (saling mendekati) lah. Kan kalau orang senang sama senang, tidak bisa hanya satu saja kan yang senang. Obrolannya sendiri sudah sejak satu bulan lalu,” ungkap Budi.

Sementara itu, Senior Vice President Go-Jek Arno Tse mengatakan dengan terjalinnya kerja sama ini merupakan bukti bahwa pemerintah dan pihak operator taksi daring telah membangun komunikasi dengan baik.

“Dari banyaknya diskusi yang dilakukan, ada sekali dibahas mengenai launching PM 29/2015. Kemudian kita ngobrol, gimana nih kita bisa bantu? Kita pun dengan bantuan Pak Dirjen (Perhubungan Darat) berinisiatif agar dilakukan dulu di 4 kota, kita lihat responsnya seperti apa,” jelas Arno.

Meski begitu, Arno berpesan agar kerja sama antara pemerintah dengan pihaknya dan Uber tidak berhenti di sini. Arno berpendapat program pemasangan AC sifatnya hanya sementara (short term).

“Untuk long term-nya, pengemudi bisa dapat apa? Karena idealnya kan pemasangan AC, masyarakat yang pakai makin banyak, otomatis harus lebih nyaman. Selain ini, apa yang bisa kami perbuat? Kami sangat ingin berkontribusi terhadap perkembangan transportasi di Indonesia,” kata Arno.

Baca juga artikel terkait TRANSPORTASI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto