tirto.id - Penyelenggaraan International Monetary Fund and World Bank (IMF-WB) Annual Meeting 2018 di Nusa Dua, Bali pada 8 sampai 14 Oktober 2018 menelan biaya yang tak sedikit. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam siaran persnya menyebut perkiraan biaya yang dikeluarkan Rp6 triliun. Riciannya terdiri dari Rp4,9 triliun untuk biaya konstruksi pendukung penyelenggaraan IMF-WB antara lain termasuk pembangunan Underpass Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa, Patung Garuda Wisnu Kencana, dan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Suwung. Kemudian Rp1,1 triliun untuk biaya operasional penyelenggaraan.
Bappenas tidak menjelaskan apakah biaya Rp6,1 triliun itu sepenuhnya ditanggung pemerintah atau pihak lain. Namun informasi di situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Keuangan menyebutkan pada 26 Maret 2018 pemerintah membuka lelang bernama “Dukungan Konektivitas serta Infrastruktur TIK Pertemuan Tahunan IMF-WB TA 2018”. Lelang berkode 22973011 ini memiliki nilai pagu paket Rp43.549.779.000 dan nilai harga perkiraan sendiri (HPS) paket Rp41.096.825.000. Proyek yang dananya diambil dari APBN itu dimenangkan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan harga penawaran Rp41.089.675.550.
Situs LPSE Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pernah mengumumkan lelang bernama Professional Congress Organizer Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank Group Tahun 2018 di Indonesia. Lelang berkode 20120011 itu mencantumkan nilai pagu paket Rp633.929.919.000 dengan nilai harga perkiraan sendiri paket Rp523/359.734.480. Lelang yang sumber dana proyeknya diambil dari APBN 2017 ini dimenangkan PT. Pactoconvex Niagatama dengan harga penawaran Rp519.978.485.400 dan harga terkoreksi Rp505.440.390.400.
Meski begitu, Bappenas juga memperkirakan dampak langsung pengeluaran peserta selama penyelenggaraan IMF-WB sebesar Rp943,5 miliar. Wisatawan mancanegara diprediksi menjadi peserta yang paling banyak berkontribusi terhadap pengeluaran langsung dengan prosentase 95,2%. Sedangkan pengeluaran sisanya datang dari wisatawan nusantara 4,8%. Rinciannya perkiraan pengeluaran itu terdiri dari akomodasi Rp569,9 miliar, makanan dan minuman Rp190,5 miliar, transportasi Rp36,1 miliar, hiburan Rp57 miliar, souvenir Rp90,2 miliar.
Dengan demikian, menurut Bappenas total dampak langsung penyelenggaraan IMF-WB Annual Meeting 2018, baik dari sisi pengeluaran pengunjung, biaya konstruksi, dan biaya operasional, mencapai Rp6,9 triliun rupiah.
“Sebagai tuan rumah IMF-WB Annual Meeting 2018, Indonesia harus mampu menunjukkan kepemimpinan dan komitmen dalam pembahasan isu global, mendorong optimalisasi manfaat lainnya untuk kepentingan nasional dan ekonomi Indonesia, memaparkan ketahanan nasional dan kemajuan ekonomi Indonesia pascakrisis Asia, mempromosikan pencapaian Indonesia dalam menerapkan reformasi dan demokrasi, dan mendorong pengenalan budaya, pariwisata, industri kreatif, serta financial technologies,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam siaran pers Jumat (27/4)
IMF-WB Annual Meeting adalah pertemuan tahunan yang diselenggarakan oleh Dewan Gubernur IMF dan World Bank yang bertujuan untuk mendiskusikan perkembangan ekonomi dan keuangan global serta topik pembangunan, termasuk upaya pengurangan kemiskinan, pembangunan ekonomi internasional, juga isu-isu global lainnya.
IMF-WB rencananya akan diikuti 15.000 peserta yang terdiri dari para Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara, sektor swasta, investor, Non Governmental Organizations (NGOs), akademisi, dan kalangan media. Penyelenggaraan IMF-WB Annual Meetings 2018 diperkirakan mampu meramaikan sektor pariwisata, meningkatkan aktivitas ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan mempromosikan investasi dan perdagangan.
Editor: Muhammad Akbar Wijaya