tirto.id - Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengungkap mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, masuk ke dalam bursa bakal calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Lalu, bagaimana tingkat keterpilihan Ridwan Kamil sebagai cawapres Ganjar?
Pada Sabtu, 9 September 2023, Hasto menerangkan nama Ridwan Kamil sebagai kandidat Cawapres Ganjar Pranowo dibahas dalam pertemuan tertutup pemimpin partai pendukung.
Selain Ridwan Kamil, Hasto juga menyebut dua tokoh lainnya yang diusulkan sebagai calon wakil presiden yang akan mendampingi Ganjar, yakni Sandiaga Uno dan Mahfud MD.
Sejak 18 Januari 2023, Ridwan Kamil resmi bergabung dengan Partai Golkar setelah sekian lama menjadi tokoh independen di dunia politik.
Saat ini Golkar resmi berkoalisi dengan Gerindra dan PAN untuk mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Di mana, Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, juga digadang menjadi kandidat kuat yang akan maju sebagai Cawapres Prabowo.
Kabar mengenai Ridwan Kamil yang masuk ke dalam bursa Cawapres Ganjar disambut baik oleh politikus senior Golkar, Bambang Soestayo (Bamsoet), dia mengaku senang tokoh dari partainya seperti Ridwan Kamil dan Airlangga Hartarto masuk ke dalam bursa Cawapres.
Bagaimana Jika Ridwan Kamil Jadi Cawapres Ganjar Pranowo?
Masuknya Ridwan Kamil dalam bursa Cawapres untuk Ganjar memunculkan dua simulasi yang mungkin saja terjadi apabila mantan Gubernur Jawa Barat dan PDIP mencapai kesepakatan politik.
Pertama, Ridwan Kamil bisa saja merapat secara independen ke kubu Ganjar. Kedua, Ridwan Kamil bergabung ke kubu Ganjar dengan mendapat dukungan penuh dari Golkar.
Untuk bergabung dengan Ganjar, Ridwan Kamil tidak memerlukan dukungan partai lain, sehingga identitasnya sebagai kader Golkar tidak terlalu menjadi masalah bagi kubu Ganjar.
Pasalnya, PDIP secara mandiri sudah memenuhi syarat ambang batas atau presidential threshold untuk mengusung pasangan Capres dan Cawapres.
Dengan kata lain, jika memang sudah terjadi kesepakatan, maka Ridwan Kamil harus melepaskan status keanggotaannya sebagai kader Golkar.
PDIP memiliki 128 kursi atau 22,26 dari total 575 kursi di DPR RI dan saat ini diperkuat dengan PPP yang memiliki 19 kursi atau 3,30 persen dari total keseluruhan.
Sebagaimana tertuang dalam Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017, Capres dan Cawapres harus didukung oleh parpol atau gabungan parpol yang memiliki setidaknya 115 kursi di DPR RI atau 20 persen dari jumlah parlemen.
Saat ini, PPP sedang berusaha memperjuangkan Sandiaga Uno untuk menjadi Cawapres Ganjar, namun apabila PDIP ngotot meminang Ridwan Kamil, maka harus mampu melobi dan mendapat persetujuan PPP.
Pasalnya, Sandiaga disebut-sebut akan menjadi kandidat Cawapres dari PPP, wacana itu muncul setelah dia bergabung dengan partai berlambang ka'bah pada Rabu, 14 Juni 2023.
Pada simulasi lainnya, mungkin saja Ridwan Kamil didukung penuh oleh Golkar, partai tempatnya bernaung.
Posisi Golkar saat ini telah resmi menjadi partai yang akan memenangkan Prabowo. Sehingga, kemungkinan Golkar untuk berbalik arah ke kubu Ganjar sudah sangat tipis.
Namun demikian, politik bisa sangat cair dan dinamis, perubahan koalisi adalah hal yang lumrah terjadi. Terlebih, hingga saat ini Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, yang digadang menjadi salah satu kandidat Cawapres Prabowo masih belum mendapat titik terang.
Dengan melihat hal ini, bukan tidak mungkin Golkar akan menaruh harapan mereka kepada Ridwan Kamil yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih Partai Golkar.
Jika ini terjadi, maka akan terwujud koalisi antara PDIP, Golkar, dan PPP. Dengan asumsi ini, kubu Ganjar akan mendapat perolehan dukungan dengan rincian sebagai berikut:
- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP): 128 kursi (22,26 persen)
- Partai Golongan Karya (Golkar): 85 kursi (14,78 persen)
- Partai Persatuan Pembangunan: 19 kursi (3,30 persen)
- Total: 232 kursi (40,34 persen)
Elektabilitas Ridwan Kamil Sebagai Cawapres Ganjar
Ada sejumlah indikator yang menjadi pertimbangan partai pendukung Capres untuk menentukan wakilnya, di antaranya jabatan di parpol, kursi parpol, kekuatan di akar rumput, hingga elektabilitas atau tingkat keterpilihan.
Merujuk sejumlah hasil lembaga survei elektabilitas Cawapres, sejak jauh hari Ridwan Kamil cukup konsisten berada di posisi atas dan bersaing dengan sejumlah tokoh lainnya.
Selain itu, Ridwan Kamil juga memiliki nilai tawar dari pengalaman dan jejak politiknya. Sejak memutuskan untuk memasuki dunia politik pada tahun 2013 lalu, dia sudah dua kali memenangkan kontestasi politik tingkat daerah, yaitu sebagai Wali Kota Bandung periode 2013–2018 dan Gubernur Jawa Barat periode 2018–2023.
Lembaga Survei Polling Institute baru-baru ini secara khusus merilis hasil elektabilitas atau tingkat keterpilihan kandidat Cawapres untuk Ganjar Pranowo.
Dalam simulasi Cawapres Ganjar, ada tiga nama yang bersaing yaitu Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan Andika Perkasa.
Hasilnya, Ridwan Kamil memperoleh tingkat keterpilihan tertinggi di urutan pertama dengan persentase mencapai 31,7 persen. Disusul dengan Sandiaga Uno 27, 1 persen, dan Andika Perkasa 9,2 persen.
Sementara sisanya menyebut tokoh lain sebanyak 4,1 persen dan tidak atau belum menjawab sebanyak 27,8 persen.
Selain itu, pada simulasi 19 nama terbuka pilihan kandidat Cawapres secara keseluruhan tanpa dibatasi pasangan Capres, nama Ridwan Kamil menduduki posisi kedua dengan persentase 14,2 persen. Dia kalah dengan Erick Thohir yang mengantongi 15,1 persen.
Polling Institute melakukan surveinya pada periode 21–25 Agustus 2023 dengan menyasar 1.201 responden. Pengambilan sampel dalam survei menggunakan teknik acak nomor telepon atau random digit dialing (RDD).
Wawancara dilakukan melalui sambungan telepon dengan margin of error lebih kurang 2,9 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto