tirto.id - Sebaga kota pariwisata, Yogyakarta menjadi salah satu tujuan para pelancong. Namun sayang, kedatangan para wisatawan itu berkontribusi pada peningkatan polusi udara.
Terbaru yang dikeluhkan oleh warga Yogyakarta adalah konvoi komunitas RX King yang melakukan kopi darat. Aktivitas mereka diunggah salah satunya oleh akun X @area_jogja.
"Akhir pekan ini, belasan ribu penggemar RX King dari berbagai daerah membanjiri Jogjakarta dalam rangka menghadiri acara Jamda IV YRKI DIY yang digelar di Lapangan SAR Hargobinangun, Sleman," tulis @area_jogja, dikutip Senin (11/11/2024).
Sutomo, Kepala UPT Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, mengatakan sulit memonitor kendaraan yang masuk ke wilayahnya.
"Kalau dikaitkan agak susah. Tapi seharusnya semua kendaraan yang masuk ke kota [Yogyakarta] harus lolos uji emisi," ujarnya diwawancarai di Balaikota Yogyakarta, Senin (11/11/2024).
Dalam rangka kampanye udara bersih, DLH Kota Yogyakarta menggelar uji emisi bagi kendaraan di Balaikota Yogyakarta hari ini dan besok, Selasa (12/11/2024).
"Indikator, HC dan CO, kalau melebihi batas ada rekomendasi pada pemilik perlu servis atau bagaimana nanti ada," ujar Sutomo.
Kepala Seksi Pengawasan Lingkungan Hidup DLH Kota Yogyakarta, Intan Dewani, mengatakan uji emisi dilakukan dalam rangka kampanye udara bersih di Yogyakarta ini dapat dimanfaatkan oleh semua pemilik kendaraan berbahan bakar minyak (BBM), baik pelat merah maupun kendaraan pribadi.
"Tahun berapa saja boleh. Namun diprioritaskan pada kendaraan lama. Kendaraan baru biasanya emisi masih bagus," ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan uji emisi ini tidak berbatas kuota. Sehingga semua warga yang ingin menguji emisi kendaraannya dapat dilakukan oleh petugas.
"Berapa pun kami layani. Ini kegiatan kampanye insidentil tapi pindah-pindah. Sasaran utama perkantoran, sekolah," kata dia.
Sementara terkait kualitas udara di Kota Yogyakarta, Intan menyebut masih dalam kategori baik.
"Secara umum kondisi bagus, masih baik, tapi kami tidak ingin dengan banyaknya sarana transportasi [beremisi buruk] kualitas udara jadi menurun," ujarnya.
Lain itu, kata dia, fakta di lapangan bahwa Yogyakarta kerap macet. Kepadatan kendaraan ini turut berkontribusi pada kualitas udars.
"Imbauan, kalau uji emisi tidak memenuhi ya diservis, dirawat. Kalau [jarak mobilitas] dekat, sebaiknya menggunakan kendaraan tanpa bahan bakar seperti sepeda atau jalan kaki," pesannya.
Terpisah, anggota Forum Pemantauan Independen (Forpi) Kota Yogyakarta, Baharuddin Kamba, menyatakan pentingnya uji emisi secara rutin terhadap kendaraan yang melintasi di Kota Gudeg.
"Terutama di kawasan wisata seperti Malioboro, khususnya pada liburan dan musim kemarau. Karena saat musim liburan tiba, kendaraan yang masuk ke Kota Yogyakarta lumayan tinggi. Uji emisi secara berkala penting menjaga kualitas udara baik," lontarnya.
Di samping itu, Baharuddin juga menyinggung transportasi publik di Kota Yogyakarta yang kurang ramah lingkungan. Sebab kerap kali bus TransJogja mengepulkan asap hitam.
"Kendaraan publik seperti TransJogja seringnya mengeluarkan asap hitam pekat, meskipun tidak semua bus TransJogja. Perlu ada peremajaan terhadap kendaraan publik di Kota Yogyakarta," tandasnya.
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Irfan Teguh Pribadi