tirto.id - Keinginan PDIP mengusung calon gubernur dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) semakin mengerucut. Partai berlambang kepala banteng itu mengisyaratkan bergabung dengan PKB mencalonkan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) pada Pilgub Jawa Timur (Jatim) 2018.
“Lihat saja nanti persatuan umat NU dan kaum Marhaen di Jawa Timur. Insyaallah menang Pilkada Jawa Timur karena terus kami mantapkan konsolidasi dengan partai politik lain,” kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Ahmad Basarah, di Surabaya, seperti dikutip Antara, Selasa (4/10/2017).
Basarah memberi isyarat bahwa partainya bersama PKB sedang menggodok nama yang akan mendampingi Wakil Gubernur Jawa Timur, Gus Ipul pada Pilgub Jatim 2018 mendatang.
Menurut Basarah, sejauh ini terdapat empat nama yang sedang dimatangkan, yaitu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Ketua PDIP Jawa Timur Kusnadi, serta Sekretaris PDIP Jawa Timur Sri Untari.
Pertimbangan PDIP mengusung kandidat dari kalangan NU tidak lepas dari perpolitikan nasional saat ini. Basarah menuturkan, Pilgub Jatim merupakan bagian tak terpisahkan dari konstelasi politik nasional sehingga membutuhkan peningkatan kerja sama antara nasionalis dan golongan Islam.
“Ini dalam rangka menjaga rongrongan kelompok yang ingin mengubah ideologi Pancasila,” kata politikus PDIP yang juga Ketua Umum PP PA Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini.
Pada kesempatan tersebut, Basarah juga menyampaikan bahwa Jawa Timur diwakili kekuatan besar kaum nasionalis dan Islam, yakni PKB dan PDIP dengan mengusung bakal calon gubernur yang didukung kiai NU.
“Saya sudah laporkan ke Ketua Umum DPP PDIP. Nanti rekomendasi akan keluar sepaket pasangan. Posisinya sekarang masih penggodokan wakil dan kiai NU sudah menyerahkannya ke Ibu Mega,” kata Basarah yang diutus khusus Megawati untuk meminta masukan para kiai NU terkait nama cagub dan cawagub Jatim.
Gerindra Belum Tentukan Pilihan
Sementara itu, Partai Gerindra yang memiliki 13 kursi di DPRD Jawa Timur masih belum menentukan sikap. “Sampai sekarang belum ada nama kandidat yang dimunculkan,” kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon, di Surabaya, seperti dikutip Antara, Selasa malam.
Politikus Gerindra ini mengatakan, partainya tidak ingin tergesa-gesa menentukan bakal calon gubernur, namun hasilnya justru mengecewakan karena tidak mampu bersaing dengan kandidat lainnya.
Wakil Ketua DPR ini mencontohkan Pilgub DKI Jakarta 2017. Saat itu, kata Fadli, Gerindra baru memunculkan pasangan calon, yaitu Anies Baswedan-Sandiaga Uno saat menjelang akhir pendaftaran di KPU DKI. Dan pasangan ini akhirnya muncul sebagai pemenang.
Berkaca dari pengalaman tersebut, Fadli Zon mengatakan, partainya tidak akan terburu-buru mengambil sikap meskipun PKB telah resmi mendung Gus Ipul dan Golkar mengajukan Khofifah di Pilgub Jatim 2018. Fadli beralasan, Gerindra masih punya waktu sekitar tiga bulan hingga pendaftaran resmi Pilgub Jatim dimulai.
“Biar terlambat tapi tepat, daripada terburu-buru tapi salah. Politik itu dinamis dan banyak berbagai kemungkinan,” kata Fadli.
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Maulida Sri Handayani