tirto.id - Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut, dukungan PAN kepada Ganjar Pranowo merupakan bentuk pergeseran substansi demokrasi. Menurut Hasto, demokrasi yang baik adalah mendidik kader sendiri dan mengusungnya untuk pilpres dibandingkan mengambil kader partai lain demi meningkatkan suara.
“Banyak motif dalam mencalonkan seseorang. Ada yang bermotif untuk mendongkrak elektoral partai tersebut. Ada juga motif sebagai jalan pintas karena tidak melakukan kaderisasi di internal partai," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP pada Kamis (2/3/2023).
Karena itu, Hasto menyayangkan tindakan PAN tersebut, dan berharap partai politik di Indonesia bisa mengusung kadernya sendiri. Sehingga pendidikan di internal partai berjalan dengan baik.
“Tetapi yang penting kita belajar bahwa pelembagaan partai itu sangat penting dan merupakan pilihan yang paling rasional," ujarnya.
Hasto juga mengklaim dalam proses dukungan Ganjar ketika pidato Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan dalam acara Rakornas di Semarang pada pada Minggu (26/2/2023) tak ada komunikasi dengan pihaknya. Menurutnya komunikasi dengan PAN tidak pernah membahas soal nakal capres atau cawapres.
"Ya kalau komunikasi dilakukan untuk hal-hal lain. Di luar hal yang terkait dengan pencalonan presiden dan wakil presiden," jelasnya.
Selain itu, Hasto juga membantah bahwa Presiden Joko Widodo mengamini dukungan kepada Ganjar Pranowo tersebut. Walaupun saat itu, Jokowi hadir sebagai tamu dan menjadi pembicara. Namun Jokowi tak ikut campur soal substansi acara.
"Tetapi terkait dengan agenda di acara internal partai, Pak Jokowi tidak pernah ikut campur. PDI Perjuangan juga tidak pernah ikut campur pada setiap agenda partai," terangnya.
Menurutnya, keputusan PAN mendukung Ganjar adalah kedaulatan partai yang harus dihargai. Hasto tak ingin PDIP ikut campur dalam urusan politik di luar partainya.
"Setiap partai punya kedaulatannya sendiri dan punya strateginya sendiri," ungkapnya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz