Menuju konten utama

PBB Batasi Perkumpulan Fisik Setiap Delegasi di Majelis Umum ke-75

PBB akan membatasi perkumpulan fisik setiap delegasi di majelis umum ke-75 di New York.

PBB Batasi Perkumpulan Fisik Setiap Delegasi di Majelis Umum ke-75
Kantor PBB di New York. wikipedia/https://www.flickr.com/photos/76074333@N00/157652121/

tirto.id - Pertemuan para diplomat pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York akan dibatasi mengingat restriksi perjalanan ke Amerika Serikat selama pandemi COVID-19.

Majelis umum PBB adalah salah satu organ utama PBB yang mempertemukan 193 perwakilan dari negara anggota di seluruh dunia.

Pertemuan tingkat dunia tersebut diadakan untuk berdiskusi dan bekerja bersama atas isu internasional meliputi yang tertera dalam Piagam PBB seperti pembangunan, perdamaian dan keamanan, dan hukum internasional.

Sidang Majelis Umum tahun ini merupakan perayaan ke-75 PBB sebagai lembaga pemerintahan internasional (IGO).

Pada bulan Mei, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan untuk mengurangi perkumpulan fisik dari ribuan diplomat di seluruh dunia pada Majelis Umum di kota Manhattan saat musim gugur tahun ini.

Dilansir dari AP News, pada Juni lalu Tijjani Muhammad-Bande, Presiden Majelis Umum PBB dalam konferensi pers menyampaikan bahwa ia berharap 193 kepala negara dan pemerintah dari seluruh dunia dapat memberikan pidato mereka mengenai isu-isu lokal dan dunia yang mendesak selama majelis umum.

Ia mengatakan, setiap delegasi dari seluruh dunia tidak dapat hadir ke New York karena mereka tak hanya datang sebagai individu.

"Seorang presiden tidak bepergian sendirian, pemimpin tidak pergi sendirian. Tidak mungkin untuk membawa delegasi besar ke New York selama wabah. Kita tidak dapat melihatnya langsung seperti dulu, tetapi hal itu akan terjadi," ujarnya.

Muhammad-Bande menyampaikan, ada kemungkinan seratus orang atau lebih akan diperbolehkan masuk ke ruang majelis umum pada September.

Dalam pertemuan ini, biasanya para kepala negara di seluruh dunia akan membawa ribuan pejabat pemerintah, diplomat dan perwakilan masyarakat sipil ke New York selama lebih dari seminggu untuk menyampaikan pidato, makan malam, resepsi, pertemuan pribadi dan ratusan acara lainnya.

Namun sebagai gantinya, para pemimpin negara tersebut akan mengirimkan video pernyataannya saat perhelatan Majelis Umum PBB yang akan diadakan pada 22-29 September mendatang, demikian dilansir dari National Post yang mengutip Reuters.

Antonio Guterres telah meminta kepada setiap delegasi untuk mengirimkan video ketimbang berkumpul di New York. Permintaan itu disepakati oleh 193 negara anggota Majelis Umum PBB.

Guterres juga sebelumnya menyarankan Bande sebagai Presiden Majelis Umum agar para kepala negara dan pemerintah dari seluruh dunia dapat menyampaikan pernyataannya lewat rekaman.

"Mendorong seluruh kegiatan ke platform virtual untuk membatasi jejak dan jumlah orang di gedung PBB,” kata Guterres.

Sementara untuk kehadiran fisik hanya diperbolehkan maksimal dua delegasi per negara anggota untuk masuk ke gedung tersebut.

Meskipun demikian sebagai tuan rumah PBB, Amerika Serikat sepakat untuk memberikan izin masuk kepada setiap delegasi dari semua negara PBB.

Dikutip dari Bloomberg, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang biasanya menolak untuk datang ke AS, kemungkinan akan mengambil kesempatan ikut dalam pertemuan virtual untuk pertama kalinya.

Baca juga artikel terkait SIDANG MAJELIS UMUM PBB atau tulisan lainnya dari Mochammad Ade Pamungkas

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Mochammad Ade Pamungkas
Penulis: Mochammad Ade Pamungkas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno