tirto.id - Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB Podsi) Budiman Setiawan mengaku peran Boudewijn Van Opstal dalam perolehan medali emas Asian Games 2018 bagi tim Indonesia hari Jumat (25/8/2018) sangat penting.
PB Podsi bahkan rela membayar gaji Boudewijn dari kantongnya sendiri. Menurut Budiman, Boudewijn belum mendapat bayaran sejak bulan Mei hingga Agustus 2018 ini. PB Podsi hanya mampu membayar sebanyak 4 kali.
"Belum. Honor dari Kementerian untuk pelatih asing belum turun," ucapnya pada tirto (25/8/2018).
Padahal Boudewijn sudah melatih tim Indonesia sejak berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun lamamya, tetapi ia masih tidak mendapat kepastian pembayaran. Menurut Budiman, gaji Boudewijn memang cukup besar, yakni sekitar Rp70 juta sebulan.
"Itu baru honor, belum akomodasi dan lain-lain. Tapi dari Kemenpora memang paket gitu kasihnya. Mereka kasih kapan dia mau turunin," ujarnya.
Dari dana PB Podsi, tentu saja tidak bisa menutup seluruh honor Boudewijn. Hal ini karena PB Podsi juga harus membayar biaya operasional dan lain-lain.
Boudewijn mengaku masalah ini pernah juga terjadi pada tahun 2017. Ia menyatakan bahwa saat itu gaji tidak turun karena dibuat untuk operasional jelang Asian Games.
"Itu tidak baik. Tapi bagaimana lagi. Kadang sistem [penggajian] memang berbeda dengan Eropa dan kita harus menerima bahwa sistem Indonesia tidak begitu baik," ujarnya.
Menpora Imam Nahrawi enggan menjelaskan sebab tersendatnya bayaran kepada Boudewijn. Ia meminta wartawan untuk bertanya kepada Ketua Umum Podsi.
"Tanya ke ketua umum [Podsi]. Ketua umum yang tahu," ujar Menpora ketika ditanya soal keluhan Boudewijn di Stadion Tenis Jakabaring, Palembang [25/8].
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yantina Debora