tirto.id - Patungan dana kampanye rakyat pasangan Cagub-Cawagub Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat resmi ditutup sejak Minggu 8 Januari lalu dan berhasil mengumpulkan total dana Rp60,1 miliar.
Tim pemenangan menyatakan 10.385 orang ikut berpartisipasi dalam patungan sukarela ini. Berdasarkan data, 76 persen dana patungan berasal dari perseorangan, sisanya 24 persen dari badan hukum swasta.
Wakil Bendahara Tim Sukses Basuki-Djarot, Joice Triatman, pada konferensi pers di posko pemenangan merinci, 71 persen pendukung mendonasikan dana di bawah Rp500 ribu, 12 persen di antara Rp500 ribu-Rp1 juta, 9 persen di antara Rp1 juta dan Rp5 juta, sisanya 8 persen mendonasikan di atas Rp5 juta.
"Jumlah patungan Kampanye Rakyat yang berlangsung sejak 1 November 2016 telah mencapai Rp60,1 miliar," kata Joice di Rumah Borobudur, Jakarta, Rabu, (11/1/2017) seperti dikutip dari Antara.
Joice menjelaskan, dana yang terkumpul akan digunakan untuk membiayai kampanye, seperti pembuatan iklan, pelatihan relawan dan operasional posko kampanye.
"Sudah 10 persen dari total patungan yang digunakan kampanye, 90 persen baru akan digunakan dua minggu sampai satu bulan menjelang Pemilihan Gubernur DKI 2017, sesuai dengan ketentuan dari KPUD tentang tanggal aktif kampanye," kata Joice.
Perwakilan tim Humas Kampanye Rakyat, Iwet Ranadhan, menyampaikan penyelesaian kelengkapan Surat Pernyataan KPUD akan terus dilakukan hingga 15 Januari 2017.
Kelengkapan surat untuk memastikan setiap warga yang melakukan patungan tercatat dalam Laporan Penerimaan Dana Sumbangan Kampanye (LPDSK) sehingga dana dapat digunakan untuk kebutuhan kampanye Ahok-Djarot.
"Kami mengajak semua yang ikut patungan melengkapi formulir dan data-data yang diperlukan, seperti NPWP dan NIK KTP agar datanya bisa valid dan dana yang diberikan bisa tercatat," ujar Iwet.
Tim pemenangan menilai Kampanye Rakyat ini sebagai terobosan baru dalam penggalangan dana kampanye politik yang bersih, transparan, dan partisipatif. Menurutnya, Ahok-Djarot telah menciptakan model demokrasi di mana pemimpin sepenuhnya bergantung kepada masyarakat.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh