Menuju konten utama

Pascaprotes Soal Rohingya, Malaysia Tetap Ikut Piala AFF

Malaysia sebelumnya berencana menarik diri dari Piala AFF sebagai bentuk protes atas konflik berdarah yang menimpa etnis muslim Rohingya di Myanmar. Namun, hari ini Kabinet Malaysia menegaskan untuk tetap berpartisipasi dalam turnamen yang kali ini diselenggarakan di Myanmar dan Filipina.

Pascaprotes Soal Rohingya, Malaysia Tetap Ikut Piala AFF
Malaysia mengalahkan Kamboja dengan skor 3-2 di piala AFF 2016, Manila, Filipina. FOTO/AFFSuzukicup.com

tirto.id - Seorang menteri Malaysia telah mempertimbangkan untuk menarik keikutsertaan dalam Piala AFF sebagai protes terhadap operasi berdarah Myanmar kepada etnis muslim Rohingya. Namun, Malaysia hari ini memutuskan tetap melanjutkan partisipasinya pada Piala AFF yang dituanrumahi secara bersama oleh Myanmar dan Filipina itu.

Keputusan ini diambil setelah semakin gencarnya seruan agar Malaysia mengambil posisi yang tegas terhadap Myanmar di tengah gelombang unjuk rasa menentang aksi Myanmar di negara bagian Rakhine, yang terjadi secara simultan Jumat (25/11/2016) ini di tiga negara Asia Tenggara.

"Kabinet telah memutuskan bahwa hari ini kami harus meneruskan pertandingan kami esok," kata Menteri Pemuda dan Olah Raga Khairy Jamaluddin sebagaimana dikutip dari Antara.

Khairy mengatakan, Rabu (23/11/2016) lalu dia telah menanyai kabinet pada pertemuan sebelumnya mengenai pengunduran diri timnas Malaysia dari turnamen itu dan bahwa Malaysia harus terus bersuara keras.

Komentar sang menteri sebelumnya, Khairy menjelaskan, adalah tanggapan terhadap seruan seorang ulama Malaysia agar negerinya menarik diri dari kepesertaannya pada turnamen itu yang akan dimulai esok Sabtu (26/11/2016).

Sebagaimana diketahui, konflik di Rakhine, Myanmar, telah membuat puluhan orang tewas dan ratusan orang muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh dan sekaligus menjadi tantangan serius bagi peraih Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi yang naik berkuasa tahun lalu dengan janji rekonsialiasi nasional.

Pertumpahan darah kali ini adalah paling parah sejak ratusan orang tewas akibat bentrok sosial di Rakhine pada 2012 yang mengekspos ketidakmampuan pemerintahan Suu-Kyi dalam mengendalikan militer.

Para demonstran di Malaysia, Indonesia dan Thailand berunjuk rasa di depan kedutaan besar Myanmar di tiga negara ini dengan tuntutan agar Myanmar menghentikan penindasan terhadap etnis Rohingya.

Baca juga artikel terkait MUSLIM ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Olahraga
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari