tirto.id - Ketujuh pemain ini bisa dengan bangga berkata, “Usia hanyalah angka belaka.”
Di atas kertas, mereka secara otomatis telah menjadi para pemain paling uzur di Piala Dunia 2018. Saat benar-benar turun ke lapangan, maka mereka sah menjadi pemain paling gaek di planet Bumi yang menendang (atau menangkap bola jika berposisi sebagai kiper) di ajang sepakbola tertinggi.
Hal ini menarik karena beberapa tahun silam, pemain berusia di atas 30 sudah dianggap sepuh. Karena itu, Roger Milla merebut perhatian publik dunia saat mencetak 4 gol selama Piala Dunia 1990 dalam usia 38 tahun!
Kini, pemain berusia 30 ke atas bukan pemandangan langka di momen Piala Dunia. Hanya saja, bahkan dengan standar 1990 pun, ketujuh pemain dalam daftar ini pun mungkin masih bisa membuat orang mengangkat alis.
Essam El-Hadary (Mesir, 45 tahun, 157 cap)
Jika dimainkan menit berapa pun di Piala Dunia 2018, dan kemungkinan besar demikian, penjaga gawang sekaligus kapten Mesir ini akan menjadi pemain tertua yang pernah bermain di Piala Dunia. Uniknya, pertandingan itu juga sekaligus akan menjadi debutnya di Piala Dunia.
Menjadi pemain profesional sejak 1993, El-Hadary makan asam garam sepakbola dengan bermain di 11 klub berbeda di tiga benua – Afrika, Asia, dan Eropa. 25 tahun Kariernya merentang dari Damietta, Zamalek, Ismaily, dan Al Ahly (Mesir), Sion (Swiss), hingga Al Taawoun (Arab Saudi).
Rafael Marquez (Meksiko, 39 tahun, 141 cap)
Pemain serba bisa ini – bisa bermain sebagai bek atau gelandang bertahan – merupakan pemain ketiga yang pernah tampil hingga 5 kali di turnamen Piala Dunia. Jika dimainkan di Rusia, ia akan menjadi pemain pertama yang menjadi kapten timnas dalam 4 kali Piala Dunia.
Setelah memungkasi kontrak dengan klub raksasa Meksiko, Atlas Guadalajara, Marquez sebenarnya sudah pensiun dan tak bermain untuk klub mana pun. Tapi, ia dipanggil karena bimbingannya dibutuhkan para pemain muda negeri sombrero.
Tim Cahill (Australia, 38 tahun, 105 cap)
Di usia 38 tahun, Cahill masih menjadi andalan Australia dalam urusan menyerang. Pasalnya, ia telah mencetak 50 gol selama tampil bersama negeri benua kanguru itu. Dan ia memang masih berambisi mencetak gol di Rusia 2018 ini.
Ia akan bisa mencetak gol ke-51 untuk negerinya jika dimainkan saat melawan Prancis, Denmark, atau Peru. Jika sukses bikin gol, maka ia akan menjadi pemain yang berhasil mencetak gol di 4 edisi Piala Dunia, sejajar dengan Uwe Seeler, Pele, dan Miroslav Klose.
Sergey Ignashevich (Rusia, 38 tahun, 121 cap)
Piala Dunia ini kali di negeri sendiri akan menjadi Piala Dunia terakhir bagi Ignashevich. Sebenarnya ia sudah pensiun, tetapi pelatih timnas Rusia, Stanislav Cherchesov, meminta bantuannya untuk bermain.
Debutnya adalah saat bermain selama 68 menit melawan Swedia pada 21 Agustus 2002. Ignashevich dikenal sebagai pemain bertahan yang piawai mencetak gol melalui sundulan. Gol sundulannya diharapkan membantu Rusia lolos ke putaran kedua.
Willy Caballero (36 tahun, Argentina, 3 cap)
Gara-gara kiper utama Argentina, Sergio Romero, cedera, Willy Caballero ditugasi mengawal tiang gawang negerinya Messi. Walaupun cukup dikenal publik sepakbola, di level timnas ia sudah berusia 36 tahun saat tampil pertama kali untuk negerinya.
Debutnya secara penuh baru terjadi pada 23 Maret 2018 saat lawan Italia. Jika tidak ada aral melintang, Piala Dunia 2018 akan menjadi debutnya dalam sejarah turnamen Piala Dunia.
Olafur Ingi Skulason (35 tahun, Islandia, 35 cap)
Setelah melakukan debut 15 tahun silam, Ingi Skulason tetap awet di daftar pemain timnas sepakbola Islandia hingga negeri asal Sigur Ros itu lolos untuk pertama kalinya ke putaran final Piala Dunia ini kali.
Ia sempat bergabung dengan Arsenal pada 2001, tetapi tak pernah bermain semenit pun selama 4 tahun di London. Gelandang bertahan ini pernah membantu Islandia lolos ke Piala Eropa 2016, tapi dibuang dari daftar pemain untuk ajang itu.
Patrick Pemberton (35 tahun, Kosta Rika, 38 cap)
Debut nasional kiper ini terjadi pada 9 Juni 2010 saat Kosta Rika melawan Jamaika. Kendati begitu, Pemberton sudah masuk daftar timnas Kosta Rika saat melawan Honduras pada 2009. Pada Piala Dunia 2014, ia tak diturunkan lantaran performa Keylor Navas yang sangat kinclong.
Pemberton pernah memperoleh penghargaan sebagai kiper terbaik turnamen domestik Kosta Rika pada 2012 saat bermain apik untuk Alajuelense. Setahun berikutnya, ia memperpanjang kontrak dengan klub papan atas liga kampung halamannya itu.
Editor: An Ismanto