tirto.id - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay, menjawab diplomatis ketika ditanya terkait wacana wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, yang berencana menggunakan kemasan plastik untuk makanan bergizi gratis. Rencana tersebut mendapatkan banyak kritik.
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) misalnya menilai langkah Gibran itu berpotensi akan menjadi ancaman baru bagi lingkungan hidup.
Saleh mengatakan, partisipasi masyarakat dalam program ini sangat dibutuhkan. Ia tak mempersoalkan adanya kritikan terhadap program makan bergizi gratis milik Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka itu.
"Jadi begini, partisipasi masyarakat terhadap program ini sangat dibutuhkan, silakan. Komponen masyarakat lain juga silakan," kata Saleh saat dihubungi Tirto, Selasa (30/7/2024).
Saleh berkata masukan semua pihak akan dijadikan referensi untuk merealisasikan program makan bergizi gratis itu.
"Ini tentu akan menjadi satu referensi yang dijadikan untuk merealisasikan kegiatan ini. Tidak apa-apa kalau masukan ini baik, benar, diapresiasi diikuti," tutur Saleh.
Saleh mengklaim program makan bergizi gratis ini turut meminta masukan para ahli hingga aktivis. Ia pun meminta para pihak bila ingin memberi masukan terhadap program ini sebaiknya disampaikan langsung dan lewat tertulis kepada Prabowo dan Gibran.
"Banyak ahli-ahli juga sudah diundang, tentu para aktivis dan berbagi lembaga non pemerintah lain. Itu dilibatkan. Kalau ada masukan secara langsung atau secara tertulis, Prabowo-Gibran, saya yakin sangat senang menerima masukan," tutup Saleh.
Sebelumnya, Manajer Kampanye Polusi dan Urban Walhi, Abdul Ghofar, menilai wacana Gibran menggunakan kasan plastik untuk paket makan gratis akan menjadi ancaman baru bagi lingkungan hidup.
"Ini akan menjadi ancaman baru bagi lingkungan hidup," kata Abdul saat dihubungi Tirto, Senin (29/7/2024).
Abdul mengatakan plastik merupakan salah satu sampah terbesar di Indonesia selain sisa makanan. Ia mengatakan bila program ini tidak dikelola dengan baik akan menjadi kombinasi yang dapat meningkatkan komposisi dua jenis sampah terbesar.
"Sampah terbesar pertama sampah sisa makanan, kemudian plastik, angkanya 18-19 persen. Jadi, program ini dengan kemasan plastik punya dampak tinggi terhadap lingkungan," ucap Abdul.
Lebih lanjut, Abdul mengatakan sampah sisa makan menghasilkan metana yang berdampak pada krisis lingkungan, sedangkan plastik sangat sulit diurai dan berdampak ke tubuh manusia.
"Jadi, memperburuk situasi lingkungan hidup kita terutama untuk dua jenis sampah itu," kata Abdul.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang