tirto.id - Israel meresmikan pembangunan gedung tiga lantai untuk para pemukim Yahudi di tengah-tengah kawasan permukiman Palestina di Jerusalem Timur. Langkah Israel ini memancing kecaman dari organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
"Pemerintah ini bergerak maju untuk menerapkan programnya guna membawa pemukim Yahudi dan memukimkan mereka di tempat warga Palestina untuk mengubah kondisi demografik di Kota Suci," kata anggota senior PLO, Abu Yousef kepada Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi, (16/06/2016).
Rakyat Palestina menginginkan Jerusalem Timur sebagai Ibu Kota negara yang akan mereka bangun di wilayah pendudukan Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza. Mereka khawatir, permukiman Yahudi --yang dianggap oleh kebanyakan negara sebagai tidak sah-- akan menghalangi usaha mereka memiliki negara yang merdeka.
Kelompok anti-permukiman Yahudi, Peace Now, mengatakan bahwa rakyat Palestina yang tinggal di dekat lokasi tersebut akan mengajukan banding terhadap tindakan pemerintah kota praja. Wilayah itu sebelumnya dikelola oleh satu badan pemerintah Israel. Badan ini kemudian diketahui menjual lahan tersebut kepada pemukim Yahudi.
Di dalam satu pernyataan setelah izin pembangunan dikeluarkan, Pemerintah Kota Praja Jerusalem menyatakan kota tersebut "bersatu dan setiap warga dapat hidup di mana pun ia suka".
Ratusan orang Yahudi, yang bersenjata atau dilindungi oleh pasukan keamanan Israel, sudah tinggal di antara 50.000 orang Palestina di Permukiman Silwan. Kelompok pro-pemukim berusaha memperoleh kembali harta di sana yang pernah menjadi milik orang Yahudi pada Abad XIX.
Amerika Serikat dan negara-negara lain telah mendesak Israel agar tidak memperluas permukiman Yahudi di tanah orang Palestina ingin mendirikan negara. Di sisi lain, Israel berkomitmen, atas dalih sejarah agama dan kebutuhan jaminan keamanan, untuk mempertahankan seluruh Jerusalem dan beberapa bagian Tepi Barat dalam setiap kesepakatan perdamaian pada masa depan.
Israel merebut Jerusalem Timur dalam Perang Timur Tengah 1967 dan menganggap seluruh Jerusalem sebagai "ibu kotanya yang tak terpisahkan", klaim yang tak mendapat pengakuan internasional. (ANT)
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra