tirto.id -
Hal ini diungkapkan Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan.
Menurut Kurnia, masyarakat akan mulai kembali ke perantauan pada kurun waktu tersebut agar tiba di tempat kerja sebelum masa cuti bersama hari raya habis.
“Kalau pengalaman kita H plus itu enggak sampai 7 paling hanya sampai lima atau empat. Hari ke lima kita sudah mulai turunkan pelan-pelan. Enam turun lagi, H+plus tujuh itu udah harga normal,” ujar Kurnia saat dihubungi Tirto, Selasa (14/5/2019).
Selain itu, ia menjelaskan, kenaikan harga tiket bus hingga 30 persen akan terjadi pada bus non ekonomi. Sementara bus kelas ekonomi kenaikannya dibatasi sebesar 20 persen.
Ia memprediksi, puncak kenaikan tarif bus akan terjadi pada H-3 Lebaran. Karena pada waktu tersebut, masyarakat sudah memperoleh cuti bersama sehingga permintaan angkutan meningkat dan mendorong kenaikan tarif bus.
“Bertahap nanti kenaikannya. Mulai dari 20 persen, 22 persen, 25 persen, 30 persen. (Saat paling mahal) pada H-3,” tuturnya.
Ia pun memberi simulasi untuk kenaikan tarif selama musim mudik lebaran.
“Kita di hari biasa itu di eksekutif itu Rp225.000 untuk Jakarta-Yogyakarta. Lebaran ini sampai Rp425.000,” kata dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri