tirto.id - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta seluruh jajarannya untuk mewaspadai penyebaran Omicron, varian baru COVID-19, dengan mempercepat vaksinasi dan memperketat protokol kesehatan.
"Tentunya kita harus lebih waspada tetap patuhi protokol kesehatan karena Omicron ini lima kali lebih cepat penularannya," kata Sigit, dalam keterangan tertulis meninjau pelaksanaan percepatan vaksinasi serentak se-Indonesia di Polda Gorontalo, Kamis (16/12/2021), sebagaimana diberitakan Antara.
Sigit mengatakan masuknya Omicron ke Indonesia sudah diumumkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Untuk itu, upaya-upaya pencegahan agar varian baru COVID-19 tersebut tidak semakin menyebar, salah satunya dengan mempercepat vaksinasi agar kekebalan komunal masyarakat terbentuk.
Jenderal bintang empat itu mengkritisi cakupan vaksinasi yang belum merata di sejumlah daerah, ada yang sudah mencapai 90 sampai 100 persen, tapi ada juga daerah yang cakupan vaksinasi COVID-19 belum mencapai 70 persen, sehingga diperlukan akselerasi.
"Akselerasi vaksinasi harus dilakukan terutama daerah yang vaksinasinya masih di bawah. Ini menjadi tugas kita semua mencapai dan mengejar ketertinggalan ini dan mempertahankan pencapaian yang sudah didapat," ucap Sigit.
Mantan Kabareskrim Polri itu menyebutkan, Presiden Joko Widodo telah menugaskan Polri untuk mengejar target cakupan vaksinasi 70 persen hingga akhir Desember 2021.
Untuk mewujudkan hal itu, kata Sigit, diperlukan strategi, serta kolaborasi semua pihak terkait, Polri-TNI, pemerintah daerah, relawan dan elemen masyarakat.
Sigit juga mengapresiasi keberhasilan penanganan pandemi COVID-19 Indonesia, berkat kerja keras semua pihak. Keberhasilan tersebut dilihat dari "positivity rate" dan keterisian tempat tidur rumah sakit masih di angka normal.
Ia pun meminta capaian-capaian tersebut dipertahankan, karena memberikan harapan bagi masyarakat dan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sigit juga mengingatkan momen Natal dan tahun baru, dan menekankan kepada masyarakat harus tetap mematuhi prokes agar tidak ada terjadinya lonjakan pertumbuhan COVID-19.
"Kita jaga bersama dan ini pertaruhan kita," kata Sigit.
Dalam kunjungan kerjanya ke Gorontalo, Sigit juga memantau melalui sambungan virtual pelaksanaan vaksinasi serentak di wilayah Indonesia lainnya, seperti wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
Melalui telekonferensi tersebut, Sigit meminta kapolda, kapolres dan forkopimda untuk merealisasikan target 70 persen cakupan vaksinasi nasional dengan sisa waktu dua pekan.
"Jadi apa yang sudah menjadi target Pak Presiden yaitu pencapaian 70 persen tolong betul-betul di-push. Bagaimana rekan-rekan melakukan strategi-strategi lapangan sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing," kata Sigit.
Kronologi Omicron Masuk Indonesia
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus Omicron pertama di Tanah Air terjadi di fasilitas karantina Rumah Sakit Wisma Atlet Jakarta.
"Kasus Omicron yang sudah kita konfirmasi satu (kasus) dan lima kasus probable itu terjadi di karantina," kata Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers perkembangan COVID-19 yang diikuti melalui Zoom di Jakarta, Kamis siang.
Budi mengatakan kasus Omicron yang dialami seorang petugas kebersihan RS Wisma Atlet Jakarta berinisial N diketahui berdasarkan hasil analisa genom sekuensing yang diterima Kemenkes RI pada 15 Desember 2021.
"Petugas pembersih ini tidak memiliki riwayat perjalanan luar negeri," katanya.
Menurut Budi kronologi kasus penularan yang sama juga pernah dilaporkan otoritas terkait di Hongkong. "Jadi karena dia melayani pasien, akibatnya dia tertular," katanya.
Budi mengatakan N selama ini tinggal di asrama Wisma Atlet Jakarta. Saat menerima laporan, Kemenkes langsung menghubungi yang bersangkutan dan dilakukan isolasi di asrama.
Selain itu, Kemenkes juga telah mendeteksi lima kasus probable Omicron yang melibatkan pelaku perjalanan internasional dari warga negara Indonesia serta asing.
Lima orang suspek Omicron itu di antaranya dua kasus adalah WNI yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris. Keduanya sedang menjalani isolasi di Wisma Atlet. Tiga kasus probable lainnya WNA asal China yang berkunjung ke Manado dan sekarang dikarantina di Manado.
Editor: Abdul Aziz