Menuju konten utama

OJK: Investor Domestik Ramai Beli Saham & SBN yang Ditinggal Asing

OJK catat peran investor domestik meluas di saat tingginya tekanan arus modal asing keluar baik dalam IHSG maupun SBN.

OJK: Investor Domestik Ramai Beli Saham & SBN yang Ditinggal Asing
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan sambutan dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2020 di Jakarta, Kamis (16/1/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/ama.

tirto.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan terjadi peningkatan peran investor domestik dalam pasar keuangan Indonesia. Peran investor domestik ini meluas di saat tingginya tekanan arus modal asing keluar baik dalam IHSG maupun Surat Berharga Negara (SBN).

“Di tengah tekanan arus dan keluar, terjadi peningkatan peran investor domestik. Khususnya investor retail yang sejalan dengan program OJK untuk memperluas basis investor, terutama investor domestik yang diharapkan mampu menopang kinerja IHSG secara berkelanjutan,” ucap Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam konferensi pers virtual, Senin (2/11/2020).

Wimboh mengatakan selama Oktober 2020 sendiri, investor asing atau non-resident telah melakukan aksi jual bersih senilai Rp3,7 triliun. Secara year to date (ytd) alias Januari-Oktober 2020 sudah ada Rp47,3 triliun dana asing yang keluar atau nett sell.

Angka ini tentu dapat lebih besar lagi. Namun untungnya tertahan karena partisipasi investor domestik di dalam negeri.

Buktinya peran investor ritel di Indonesia terutama individu terus meningkat. Per Desember 2019 perannya hanya 40 persen dalam menopang kinerja IHSG, tetapi naik menjadi 60 persen per September 2020.

Kondisi aliran modal keluar juga dialami pada sektor SBN. Wimboh mencatat per Oktober 2020 ada aksi jual bersih investor asing senilai Rp22,68 triliun. Total nett sell selama Januari-Oktober 2020 tercatat mencapai Rp106,03 triliun.

Tingginya SBN yang dijual juga tertahan oleh peran investor domestik. Kali ini penyumbangnya adalah perbankan dalam negeri. Per Januari 2019, penyerapan SBN oleh bank dalam negeri sempat di bawah Rp1.000 triliun, tetapi naik menjadi di atas Rp1.000 triliun per September 2020.

“Penguatan pasar SBN ini didukung oleh meningkatnya partisipasi sektor perbankan di SBN pada saat permintaan kredit belum menguat,” ucap Wimboh.

Baca juga artikel terkait SAHAM atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz