tirto.id - Mantan Presiden Barack Obama mengeluarkan pernyataan pada Senin (30/1/2017) terkait kebijakan imigrasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ia memuji aksi protes luas yang dilakukan warga AS dalam menanggapi larangan terhadap imigran dari tujuh negara untuk memasuki AS tersebut.
Obama, dalam pernyataan publik pertamanya sejak meninggalkan Gedung Putih, mengatakan bahwa ia "berbesar hati dengan tingkat keterlibatan yang terjadi di masyarakat di seluruh negeri," demikian yang dilansir dari laman TIME, Selasa (31/1/2017).
"Warga menggunakan hak konstitusional mereka untuk berkumpul, mengorganisasi, dan menyuarakan pendapatnya agar didengar oleh pejabat terpilih. Ini menjadi sesuatu yang kita harapkan terjadi ketika nilai-nilai warga Amerika dipertaruhkan," katanya.
Penyataan yang dikeluarkan Obama ini merupakan respons atas aksi turun ke jalan yang dilakukan warga AS untuk memprotes kebijakan diskriminatif Trump terhadap masyarakat Muslim. Sementara itu, Trump membenarkan larangan tersebut dengan membandingkannya pada kebijakan Obama pada 2011 soal pengungsi dari Irak.
Menanggapi hal itu, Obama kemudian menambahkan dalam pernyataannya bahwa ia secara fundamental tidak setuju dengan gagasan diskriminasi terhadap individu karena keyakinan atau agama yang mereka anut.
Seperti diketahui, sejak akhir pekan kemarin ribuan massa di AS dan seluruh dunia memprotes larangan Trump soal imigrasi dari tujuh negara mayoritas Muslim. Sebsbnya, perintah yang menghalangi masuknya para pengungsi dari Suriah dan menangguhkan perjalanan menuju AS dari Suriah, Irak, Iran, dan empat negara lainnya demi menjaga keamanan nasional telah menyebabkan penahanan atau deportasi ratusan orang yang tiba di sejumlah bandara AS.
Salah satu unjuk rasa terbesar pada Minggu (29/1/2017) mengambil tempat di Battery Park di pusat kota Manhattan, di lingkungan patung Liberty di pelabuhan kota New York sebagai simbol lama selamat datang di Pantai AS.
Sementara itu, di Washington, ribuan orang berunjuk rasa di Lafayatte Square seberang Gedung Putih dengan menyanyikan: "Tidak ada kebencian, tidak ada kekhawatiran, selamat datang para pengungsi."
Dikutip dari Antara, pada akhir pekan kedua secara berturut-turut, Washington jadi tempat unjuk rasa. Sabtu (28/1/2017) lalu, ratusan ribu perempuan turut serta dalam aksi anti-Trump dan melakukan long march, puluhan panggung unjuk rasa berdiri di seluruh pelosok negeri itu.
Pada Minggu, beberapa pengunjuk rasa meninggalkan area Gedung Putih dan melakukan long march di sepanjang Pennsylvania Avenue serta berhenti di Hotel International milik Trump untuk meneriakkan "Aib, aib, aib."
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari