Menuju konten utama
Hari Santri Nasional 2022

NU Pusatkan Apel Nasional Hari Santri 2022 di Tebuireng Jombang

PBNU akan memusatkan apel Hari Santri Nasional 2022 di Ponpes Tebuireng, Jombang.

NU Pusatkan Apel Nasional Hari Santri 2022 di Tebuireng Jombang
Sejumlah santriwati memanjatkan doa saat upacara bendera memperingati Hari Santri Nasional 2019 di Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/10/2019). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.

tirto.id - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan memusatkan Apel Nasional Hari Santri 2022 di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (22/10/2022). Apel nasional ini sedianya akan diikuti kurang lebih setengah juta santri, di 528 titik, tersebar di seluruh Indonesia. Apel akan diikuti pengurus besar, pengurus wilayah, cabang, dan pengurus cabang istimewa (PCI) NU.

“Tahun ini kita patut berbahagia, karena peringatan akan dikuti elemen masyarakat. Kita kolaborasi dengan Kementerian Agama, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupatan/kota," kata Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf saat memimpin persiapan akhir apel hari santri secara daring, Jumat (21/10/2022).

Dalam rapat itu, sejumlah pengurus wilayah dan cabang NU melaporkan jumlah peserta yang akan ikut memeriahkan apel nasional hari santri besok.

Acara apel dijadwalkan digelar mulai 06.50 hingga 07.30 WIB yang akan dipimpin langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.

Dalam amanat apel, Gus Yahya, demikian sapaan akrabnya, sedianya akan menyampaikan beberapa hal penting, salah satunya pentingnya semangat nasionalisme dari para ulama terdahulu yang perlu diteladani oleh para santri zaman sekarang.

Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015, yang ditandatangani Presiden Jokowi pada Kamis, 15 Oktober 2015.

Terdapat lima alasan utama pemerintah menetapkan Hari Santri Nasional. Pertama, Hari Santri Nasional sebagai pemaknaan sejarah Indonesia yang genuine dan authentic yang tidak terpisahkan dari episteme bangsa.

Indonesia tidak hanya dibangun dengan senjata, darah dan air mata, tetapi berdiri karena keikhlasan dan perjuangan para santri religius yang berdarah merah putih.

“Tokoh nasional sejatinya merupakan kalangan santri, seperti Hasyim Asy'ari (Nahdlatul Ulama), Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), A Hassan (Persis), Ahmad Soorkati (Al-Irsyad), Mas Abd Rahman (Matlaul Anwar) dan lainnya,” kata Kementerian Agama melalui Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kamaruddin Amin, Selasa (20/10/2015).

Alasan kedua yaitu terkait sosio politik yang mana mengonfirmasi kekuatan relasi Islam dan negara. Indonesia dapat menjadi model dunia tentang hubungan Islam dan negara.

Ketiga, meneguhkan persatuan umat Islam yang telah terafiliasi dan menyejarah dalam ormas Islam dan parpol yang berbeda, perbedaan melebur dalam kesantrian yang sama. Keempat, mainstreaming santri yang berpotensi termarjinalkan oleh derasnya arus globalisasi.

“Penetapan hari santri tentu tidak hanya bersifat simbolik formalistik, tetapi dalam bentuk afirmasi realistis terhadap komunitas santri,” imbuhnya.

Kelima, menegaskan distingsi Indonesia yang relijius demokratis atau upaya merawat dan mempertahankan religiusitas Indonesia yang demokratis di tengah kontestasi pengaruh ideologi agama global yang cenderung ekstrem radikal.

“Islam Indonesia kontemporer yang demokratis, progresif, moderat, toleran, inklusif, apresiatif terhadap diversitas budaya dan agama tidak bisa dilepaskan dari kontribusi fundamental para santri,” kata Amin.

Baca juga artikel terkait HARI SANTRI 2022 atau tulisan lainnya dari Fatimatuz Zahra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fatimatuz Zahra
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Abdul Aziz