tirto.id - Not pianika lagu Indonesia Raya ini disajikan dalam bentuk not angka yang lebih mudah dipahami saat dimainkan.
Lagu Indonesia Raya yang diciptakan Wage Rudolf (WR) Supratman ditetapkan sebagai lagu kebangsaan negara Republik Indonesia.
Lagu tersebut dikumandangkan pada berbagai agenda negara, kegiatan nasional, hingga pelaksanaan upacara bendera di sekolah.
Alunan instrumen lagu Indonesia Raya diperdengarkan pertama kali pada Kongres Pemuda II, 28 Oktiber 1928, di Jakarta.
Sebenarnya lagu ini memiliki tiga stanza seperti yang dibuat Supratman. Lirik yang sering diperdengarkan dan dihafal masyarakat adalah 1 stanza.
Ada pun lagu kebangsaan Indonesia Raya 3 stanza mulai wajib dinyanyikan pada upacara bendera hari Senin, upacara Hari Kemerdekaan, hingga upacara hari-hari besar nasional lainnya dengan keluarnya Permendikbud Nomor 22 Tahun 2018.
Berikut ini not angka pianika lagu Indonesia Raya untuk upacara Bendera.
Not Angka Pianika Lagu Indonesia Raya
7.12 7 7 6 6 5 2
Indonesia tanah airku
2 2 3 2 1 7.6.
Tanah tumpah darahku
6. 7. 1 6 6 5 5 4/ 3
Di sanalah aku berdiri
2 2 4/ 3 2 1 7.
Jadi pandu ibuku
7. 1 2 7 7 6 6 5 2
Indonesia kebangsaanku
2 2 3 2 5 6 4/ 3
Bangsa dan Tanah Airku
3 3 1' 1' 7 6 2' 5
Marilah kita berseru
4/ 3 2 1'7 6 5
Indonesia bersatu
2 2 3 1'1'1'
Hiduplah tanahku
1' 1' 7 5 5 5
Hiduplah negriku
4/ 5 6 2' 2' 1'1'7 5
Bangsaku rakyatku semuanya
2 2 3 1' 1'1'
Bangunlah jiwanya
1' 1' 7 5 5 5
Bangunlah badannya
4/ 5 6 2' 2'7 6 5
Untuk Indonesia Raya
5 5 1'3' 3'3'
Indonesia Raya
3'3'2' 7 7 7
Merdeka merdeka
2' 2'1' 6 6 6 2' 1' 7 5
Tanahku negriku yang kucinta
5 5 1'3' 3'3'
Indonesia raya
3'3' 2' 7 7 7
Merdeka merdeka
2'2' 2' 1'7 6 7 6 5
Hiduplah Indonesia Raya
5 5 1'3' 3'3'
Indonesia Raya
3' 3'2' 7 7 7
Merdeka merdeka
2' 2'1' 6 6 6 2' 1' 7 5
Tanahku negriku yang kucinta
5 5 1'3' 3'3'
Indonesia Raya
3'3' 2' 7 7 7
Merdeka merdeka
2'2' 2' 1'7 6 7 6 5
Hiduplah Indonesia Raya
Lirik Lagu Indonesia Raya 3 Stanza
Berikut lirik lagu Indonesia Raya lengkap dengan tiga stanza:
Stanza I
Indonesia, tanah airku
Tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia, kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu!
Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku
Bangsaku, rakyatku, semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Hiduplah Indonesia Raya!
Stanza II
Indonesia, tanah yang mulia
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berdiri
Untuk selama-lamanya
Indonesia, tanah pusaka
Pusaka kita semuanya
Marilah kita mendoa
"Indonesia bahagia!"
Suburlah tanahnya, suburlah jiwanya
Bangsanya, rakyatnya, semuanya
Sadarlah hatinya, sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Hiduplah Indonesia Raya!
Stanza III
Indonesia, tanah yang suci
Tanah kita yang sakti
Di sanalah aku berdiri
Menjaga ibu sejati
Indonesia, tanah berseri
Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji
"Indonesia abadi!"
Selamatlah rakyatnya, selamatlah putranya
Pulaunya, lautnya, semuanya
Majulah negerinya, majulah pandunya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Hiduplah Indonesia Raya!
Sejarah Singkat Lagu Indonesia Raya
Usai dilantunkan pada Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928, lirik dan notasi lagu Indonesia Raya tampil pertama kali di media massa melalui surat kabar Sin Po edisi 10 November 1928. Saat itu judulnya adalah "Indonesia", tanpa diberikan tambahan kata lainnya. Judul "Indonesia Raja" atau "Indonesia Raya" belum dikenal saat itu.
Karya Supratman ini bisa tampil di surat kabar Sin Po tidak lepas dari profesinya sebagai jurnalis di media tersebut. Notasi Indonesia Raya lantas berencana direkam dalam piringan hitam oleh Firma Tio Tek Hong. Menurut Bambang Sularto dalam buku Wage Rudolf Supratman (1985), firma asal China ini sudah memproduksi rekaman piringan hitam semenjak 1905.
Supratman menerima penawaran perekaman tersebut dengan imbalan bayaran tertentu. Sayangnya, hal itu gagal lantaran dilarang pemerintah Hindia Belanda karena dianggap mengganggu ketertiban dan keamanan.
Selang waktu berjalan, dilakukan pembaruan lirik Indonesia Raya akhir 1944 oleh Panita Lagu Kebangsaan. Versi lirik 1944 ternyata tidak bertahan lama. Tidak ditemukan keseragaman dalam hal cara orang memperdengarkan dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia di berbagai upacara.
Atas kendala ini, Pemerintah RI saat itu mengeluarkan mandat Penetapan Presiden No. 28 tahun 1948, bertanggal 16 November 1948 untuk membentuk Panitia Indonesia Raya. Tugasnya mengusulkan tata cara menyanyikan Indonesia Raya pada upacara resmi atau pun tidak.
Akhirnya Pemerintah RI mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Lembaran Negara No. 72 tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya setelah 10 tahun berselang. Lagu kebangsaan Indonesia Raya memiliki lirik yang sama seperti dinyanyikan saat ini.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yandri Daniel Damaledo