Menuju konten utama

Nilai Akuisisi Pertagas oleh PGN Belum Ditentukan

Pembahasan untuk menentukan nilai akuisisi Pertagas oleh PGN akan segera dilakukan menyusul sudah terbentuknya Holding BUMN Migas.

Nilai Akuisisi Pertagas oleh PGN Belum Ditentukan
Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) (Persero) Tbk mengganti alat ukur (meteran) jaringan gas industri Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) milik PT PLN (Persero) Talang Duku, Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, Kamis (16/11/2017). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.

tirto.id - Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk Jobi Triananda mengaku akan segera bertemu PT Pertagas untuk membicarakan proses akuisisi. PGN dan manajemen Pertagas bakal saling bertukar informasi dan data sebelum akhirnya menentukan nilai akuisisi.

Koordinasi itu terkait dengan akuisisi Pertagas oleh PGN sebagai bagian dari tahapan pembentukan Holding BUMN Migas. Pada hari ini, Holding BUMN Migas resmi berdiri usai pengalihan akta saham seri B milik negara sebesar 56,96 persen di PGN kepada PT Pertamina (Persero). Induk Holding BUMN Migas adalah Pertamina dan PGN sebagai anggotanya.

Menurut Jobi, penentuan nilai akuisisi Pertagas oleh PGN harus segera dilakukan mengingat integrasi dua perusahaan plat merah itu adalah tahap lanjutan usai Holding BUMN Migas resmi berdiri.

“[PGN dan Pertagas] Bertemu agar aset bisa dibuka, mana yang bisa segera dioperasikan, bersama kami operasikan. Lalu yang duplikasi kami cegah, dan yang di RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) ada tubrukan, kami stop,” kata Jobi di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (11/4/2018).

Mengenai tenggat waktu dari proses tersebut, Jobi belum bisa memastikan. Jobi memperkirakan penentuan nilai akuisisi itu tidak akan bisa dilakukan pada bulan ini.

“Karena dokumen yang harus dilihat banyak banget. Jadi ya secepatnya [selesai] lah,” kata Jobi.

Jobi menambahkan akan ada revisi pada RKAP. PGN dan Pertagas bakal menimbang proyek mana saja yang paling optimal dan menghindari tumpang tindih pembangunan infrastruktur. Apabila ditemukan pembangunan yang tumpang tindih, menurut Jobi, proyek akan dialihkan ke daerah lain yang belum masuk RKAP.

Dia juga menegaskan, di atas kertas, Pertagas sebenarnya telah resmi menjadi bagian dari PGN. Oleh karena itu, langkah ke depan lebih berfokus pada pengintegrasian fasilitas dan proyek.

“Dengan Holding BUMN Migas, infrastruktur akan cepat terbangun, bisa dapat dividen lebih banyak, dan yang terpenting, bagaimana pelanggan dapat terlayani dengan baik,” ujar Jobi.

Sementara itu, Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengklaim pengintegrasian Pertagas dengan PGN mampu memperkuat struktur permodalan. Selain meningkatkan investasi, Nicke juga meyakini akuisisi dapat menciptakan nilai tambah.

“Selama ini kami saling adu. Maka kami integrasikan sehingga bisa menyediakan jasa dan layanan kepada masyarakat dan industri, kepada satu badan. Pasar semakin meluas, karena selama ini hanya cenderung di Sumatera dan Jawa,” jelas Nicke.

Baca juga artikel terkait HOLDING MIGAS atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom