tirto.id - Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, kehadirannya ke Posko Taktis Basarnas di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk mengapresiasi dan memberikan dukungan kepada tim SAR.
“Kehadiran saya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari instruksi presiden, untuk melihat teman-teman yang bekerja luar biasa pagi, siang, sore, malam, juga memberikan dukungan,” kata dia di lokasi, Senin (5/11/2018).
Selain itu, lanjut dia, selaku Ketua Umum Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) DKI Jakarta, kedatangannya juga untuk melihat kinerja tim penyelam secara umum.
Kemudian, Ngabalin berpendapat penyelam merupakan bagian dari kerja kemanusiaan. “Ini merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari pekerja kemanusiaan, maka itu teman-teman (penyelam) ada di sini,” ucap dia.
Ngabalin juga mengatakan bahwa musibah ini merupakan rencana Tuhan, maka atas nama pemerintah dan individu ia turut berbelasungkawa. “Saya menyampaikan belasungkawa yang sangat dalam seraya berdoa bagi keluarga yang ditinggalkan,” tutur dia.
Selain itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengunduh data dari flight data recorder (FDR). Hasilnya berisi 69 jam penerbangan dengan 19 penerbangan yang dilakukan oleh Lion Air JT-610.
Saat ini, KNKT masih mencari kotak hitam kedua, yaitu cockpit voice recorder (CVR) yang merekam percakapan suara di dalam cockpit serta percakapan dengan awak kabin.
Jika CVR belum berhasil ditemukan, maka KNKT akan memaksimalkan proses investigasi dengan data yang berasal dari FDR. "Jika belum ditemukan CVR, dengan data yang ada, kami akan berusaha semaksimal mungkin menemukan penyebabnya," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Jakarta, hari ini.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Yandri Daniel Damaledo