tirto.id - Kepala Badan Pangan (Bapanas/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo memastikan harga beras akan turun pada bulan depan. Hal itu seiring panen raya yang berlangsung pada Februari-Maret 2023.
"Beras, jelang panen raya. Proyeksi bulan Februari kelebihan 700 ribu ton, pada Maret kelebihan 3.4 juta ton. Harga InsyaAllah turun bertahap dalam 1 bulan kedepan,” kata Arief ketika dihubungi Tirto, Jakarta, Jumat (24/2/2023).
Dia juga memastikan ketersediaan pangan menjelang Ramadan aman. Mulai dari daging sapi, daging kerbau, gula, hingga cabai. Kemudian, dia menjelaskan daging sapi dan kerbau impor direncanakan akan tiba di tanah air mulai Maret 2023. Impor ini dilakukan, untuk memastikan ketersediaan dan stabilisasi harga daging ruminansia di Tanah Air menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
“Pemerintah sudah menugaskan Bulog dan ID FOOD untuk mengatur kedatangan impor daging sapi dan kerbau,” ujar Arief.
Lebih lanjut, dia menuturkan penghitungan neraca tersebut, pemerintah perlu menambah stok daging untuk memenuhi kebutuhan puasa dan lebaran harus. Karena itu, impor daging sapi dan kerbau dilakukan agar dapat memenuhi lonjakan permintaan dan kebutuhan konsumen.
"Pemerintah telah menyiapkan opsi pengadaan dari luar, mengingat berdasarkan Prognosa Neraca Pangan, stok awal daging nasional di Januari 2023 sebesar 56 ribu ton, sementara rata-rata kebutuhan daging nasional perbulan sebesar 67 ribu ton," ucapnya.
Selain daging sapi dan kerbau, Arief mengatakan, pihaknya sedang memperisiapkan impor gula kristal putih (GKP) yang sedang diurus oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan ID FOOD. Diharapkan bisa masuk menjelang panen Mei hingga Juni nanti.
Sementara itu, untuk harga cabai yang belakangan ini kian meroket, Arief mengakui harga saat ini sedang mahal di tingkat petani. Hal tersebut dipicu faktor cuaca yang saat ini seringkali masih turun hujan.
“Kami prediksi harga cabai akan kembali baik saat puasa lebaran ini. Dan, Persiapan mobilisasi stok cabai dari daerah surplus ke defisit juga menjadi penting karena produksi tidak serentak dan umur simpannya pendek,” pungkas Arief.
Sementara itu, dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) di saat menjelang Ramadan pihaknya fokus melakukan pengadaan ketersediaan minyak goreng untuk rakyat seperti minyak goreng curah dan minyakita. Hal itu dilakukan agar pengendalian pendistribusian dan harga minyak ke masyarakat tepat sasaran.
“Saat ini Kemendag berkoordinasi dengan para produsen maupun distributor agar pendistribusian Minyak Goreng Rakyat baik dalam bentuk curah maupun kemasan merek minyakita di fokuskan pada pasar rakyat, hal ini dilakukan dalam rangka mengendalikan pendistribusian dan harga Minyak Goreng Rakyat ke masyarakat yang lebih tepat sasaran,” tutur Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kasan saat dihubungi Tirto, Jakarta, Selasa (21/2/2023).
Dia menuturkan pihaknya saat ini meningkatkan suplai minyak goreng (migor) mencapai 50 persen atau menjadi 450 ribu ton per bulannya. Kasan memastikan, ketersediaan migor akan aman pada saat menjelang Ramadan.
"Menjelang puasa dan Lebaran tahun ini, Kemendag memastikan pemenuhan pasokan kebutuhan dalam negeri Domestic Market Obligation (DMO) minyak goreng rakyat, baik dalam bentuk minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan merek Minyakita dan meningkatkan jumlah pasokan minyak goreng DMO 50% lebih banyak per bulannya menjadi 450 ribu ton per bulan,” ujar Kasan.
Selain itu, terkait stok bahan pangan lainnya seperti sayur-mayur, beras pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Kementerian lainnya seperti Bappanas dan BUMN pangan. Pengawasan oleh Kementerian lainnya akan terus dilakukan mulai dari memonitor harga hingga memastikan pasokannya cukup termasuk antisipasi puasa dan lebaran.
Editor: Intan Umbari Prihatin