tirto.id - New normal merupakan skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi yang diterapkan beberapa negara, termasuk Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, tidak ada "cara cepat" untuk melawan virus corona COVID-19, negara pun diminta untuk menyesuaikan langkah dengan cepat dan meredakan pembatasan secara bertahap.
"Sambil terus-menerus memantau keefektifan tindakan-tindakan ini dan respons publik. Pada akhirnya, perilaku kita masing-masing akan menentukan perilaku virus. Ini akan membutuhkan ketekunan dan kesabaran, tidak ada jalur cepat untuk kembali normal," ujar Regional Director for Europe, Dr Hans Henri P. Kluge.
Meski pandemi COVID-19 belum berlalu dan kehidupan new normal akan berjalan, semua orang termasuk para lanjut usia (lansia) tetap harus memperhatikan kesehatan dan menjaga imunitas tubuhnya.
Aktivitas seperti berolahraga dan mengonsumsi suplemen kesehatan selalu jadi hal yang utama di saat pandemi COVID-19 dan kehidupan new normal demi mencegah terinfeksi virus corona.
Namun untuk para lansia, aktivitas fisiknya tentu saja terbatas, karena tak semuanya bisa dilakukan seperti halnya orang yang berusia lebih muda
"Lansia seringkali mengalami masalah, seperti gangguan mobilisasi, gangguan pernapasan, gangguan mental atau psikologis, serta gangguan saat beraktivitas sehari-hari," kata dokter spesialis rehabilitasi medik di poliklinik rehabilitasi medik RSUI, Tresia Fransiska U. Tambunan seperti dilansir dari Antara.
Menurut staf pengajar Departemen Rehabilitasi Medik Divisi Kardiorespirasi RSCM-FKUI itu, olahraga lansia harus mengedepankan prinsip aman, lalu selama pandemi COVID-19 dan new normal, bisa dilakukan di rumah.
Lansia, kata Tresia, perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala agar bisa tetap hidup sehat dan mandiri dan perlu pula menjaga konsumsi makanan bergizi seimbangnya.
Senada dengan Tresia, dokter spesialis saraf di poliklinik saraf RSUI Pukovisa Prawiroharjo menjelaskan, seiring bertambahnya usia, seringkali muncul berbagai macam masalah kesehatan pada lansia, salah satunya gangguan memori.
Gangguan memori ini, lanjut staf pengajar Departemen Neurologi RSCM-FKUI ini, bisa dicegah dengan menjaga memori tetap aktif, salah satunya menyusun aktivitas di rumah yang tetap mengutamakan keamanan.
"Buat jadwal kegiatan yang rapi dan terencana, utamakan hobi yang bersifat aktif dan melibatkan keluarga atau sahabat, tetap memperhatikan aspek kesehatan, serta jangan lupa untuk tetap beribadah," terang Puko.
Puko juga mengingatkan, di tengah kondisi new normal dan COVID-19 seperti saat ini, lansia perlu beradaptasi yakni mempelajari beberapa hal baru salah satunya belajar menurunkan risiko penularan.
"Misalnya dengan mempelajari aplikasi komunikasi audio dan video daring, menggunakan keuangan elektronik, gaya higienis baru, penyusunan menu bergizi, dan berkegiatan olahraga aerobik intensitas rendah dengan gerakan baru dan bervariasi," kata Puko.
Sebelumnya, dokter spesialis kedokteran jiwa Leonardi Goenawan, dampak pandemi yang berat akan lebih dirasakan oleh orang yang mudah tertekan di masa pandemi COVID-19 dan kondisi new normal.
Karenanya, usaha lebih besar juga akan dibutuhkan untuk bisa mencapai tahap penerimaan gaya hidup normal baru atau the new normal.
Editor: Agung DH