Menuju konten utama
Gaya Hidup

"Natto" Makanan Khas Jepang Apakah Halal & Bagaimana Cara Makannya?

Natto makanan khas Jepang adalah apa? Apakah Natto halal? Bagaimana cara makan Natto sekaligus cara membuat Natto?

Ilustrasi Natto. foto/istockphoto

tirto.id - "Natto" makanan khas tradisional Jepang adalah hidangan yang terbuat dari biji kedelai yang difermentasi dengan Bacillus subtilis.

Panganan ini biasanya disajikan untuk dimakan sebagai sarapan oleh warga Jepang.

Natto kaya akan sumber protein dan probiotika, dulunya natto biasa dimakan bersama miso dan merupakan sumber gizi utama pada zaman feodal di Jepang.

Meski demikian, tidak semua orang menyukai makan natto, sebab makanan ini memiliki bau dan aromanya yang kuat, serta bertekstur licin.

Dalam 100 gram natto yang dimakan, di dalamnya mengandung 55% air, 13% karbohidrat, 19% protein, dan 11% lemak.

Natto juga memasok 211 kalori dan kaya beberapa sumber mineral makanan, terutama zat besi, mangan, dan vitamin K, serta mengandung beberapa vitamin B dan vitamin C dalam jumlah sedang.

Apakah Natto Halal?

Karena natto merupakan makanan yang difermentasi, tentu pertanyaan apakah natto halal umum ditanyakan bagi kaum muslim yang ingin memakannya.

Dikutip situs Food Diversity, natto sendiri difermentasi oleh Bacillus subtilis (bakteri natto-kin/natto) yang memecah protein, yang berbeda dengan makanan fermentasi lainnya yang memecah gula hingga menghasilkan alkohol selama proses fermentasi.

Singkatnya, natto adalah makanan halal dan bisa dikonsumsi oleh umat Islam dengan santai.

Namun, yang harus diperhatikan ketika makan natto adalah saus yang menempel.

Sebagian besar saus natto mengandung persentase alkohol yang sangat rendah. Meskipun tidak sampai membuat mabuk saat mengonsumsinya, tetapi lebih baik menghindarinya jika Anda khawatir atau tidak yakin tentang hal itu.

Di Jepang, natto banyak dikonsumsi bahkan oleh ibu hamil dan anak-anak. Menurut Baby Calendar, situs informasi Jepang untuk kehamilan, persalinan, dan pengasuhan anak, kandungan alkohol dalam bumbu natto sangat kecil jika ada.

Anak-anak pun sering memakan natto, jadi jika ibu hamil tidak memakannya dalam jumlah banyak setiap hari, itu tidak akan terlalu berpengaruh pada bayi dalam kandungan.

Cara Makan Natto

Natto biasanya dimakan dengan nasi hangat, dicampur dengan kecap asin. Di Hokkaido dan Tohoku utara, natto bahkan disajikan dengan gula.

Natto yang dikeringkan dapat dimakan sebagai makanan ringan. Selain itu juga ada es krim natto.

Natto sebenarnya enak dengan saus apa pun yang Anda suka, dari kecap biasa hingga saus yakiniku.

Natto juga bisa disantap dengan menambahkan telur mentah dan sedikit kecap untuk menikmatinya seperti orang Jepang.

Cara Buat Natto

Bagi Anda yang ingin mencoba membuat natto sendiri di rumah, berikut ini cara membuat natto seperti dilansir situs Cultures for Health:

Bahan yang dibutuhkan:

  • 2 cangkir kedelai
  • 3 sdm. air, rebus selama 5 hingga 10 menit untuk mensterilkan
  • 1 paket Natto Starter Culture
Cara membuatnya:

1. Cuci kedelai dan rendam dalam 6 gelas air selama 9 hingga 12 jam (waktu perendaman lebih lama lebih disarankan) untuk menyiapkannya sebagai fermentasi.

2. Tiriskan kedelai dari air rendaman. Tempatkan kacang dalam panci besar, isi dengan air dan rebus selama 2-3 jam, periksa setiap setengah jam atau lebih.

Cara ini dilakukan agar kedelai empuk tetapi tidak lembek sehingga spora memiliki banyak kelembapan untuk fermentasi, tetapi hasil akhirnya tetap bertekstur kuat.

3. Bilas atau celupkan saringan, sendok masak, berisi natto dengan air mendidih untuk mensterilkan. Pastikan bahwa hanya organisme yang tepat yang tumbuh subur di kedelai fermentasi.

4 Dalam saringan yang sudah disterilkan, tiriskan kacang yang sudah dimasak dan letakkan di piring yang sudah disterilkan. Nyalakan oven dan panaskan hingga 100 derajat Fahrenheit.

5. Aduk bubuk natto dengan 3 sdm. Rebus dan didinginkan (untuk sterilisasi) air. Selagi kacang masih hangat, tuangkan bungkusan spora natto ke atas kacang. Aduk kacang dengan hati-hati menggunakan sendok steril.

6. Sebarkan kacang dalam lapisan (kurang lebih 1 inci di piring casserole).

Jika dalam prosesnya ada biji kedelai tumpah di meja atau terkena kotoran, buang biji tersebut untuk mencegah kontaminasi.

7. Tutup rapat piring berisi natto dengan aluminium foil. Buat lubang pin di foil, ditempatkan terpisah 1 cm. Spora natto membutuhkan sedikit oksigen dan kegelapan untuk kondisi fermentasi.

8. Tempatkan piring casserole tertutup di oven, dehidrator, atau penghangat lainnya dan biarkan natto berfermentasi selama 22 hingga 24 jam, pastikan untuk menjaga suhu tetap pada 100 derajat F.

9. Saat Anda melihat warna berubah keputihan dan mencium bau amonia, seperti aroma yang berasal dari kacang, artinya natto telah selesai difermentasi.

10. Setelah selesai, biarkan natto dingin di suhu ruang selama 2 jam. Lepaskan aluminium foil dan simpan dalam wadah tertutup di lemari es setidaknya semalaman untuk rasa dan kekenyalan terbaik.

Natto bisa bertahan selama sekitar satu minggu di lemari es..

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya