Menuju konten utama

Nasdem Khawatir Cawe-cawe Jokowi Berdampak Buruk ke Anies

Nasdem berharap cawe-cawe Jokowi di Pemilu 2024 bukan penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power.

Nasdem Khawatir Cawe-cawe Jokowi Berdampak Buruk ke Anies
Bakal calon presiden Anies Baswedan (tengah), Anggota Tim Delapan Dadang Dirgantara (kiri), Ketua DPP PKS Al-Muzammil Yusuf (kedua kiri), Ketua DPP Nasdem Sugeng Suparwoto (ketiga kiri), Wakil Ketua Majelis Syura PKS Sohibul Iman (ketiga kanan), Sekjen Partai Nasdem Teuku Rifky Harsya (kedua kanan), Anggota Tim Delapan Sudirman Said (kanan) saling bergandengan tangan usai memberikan keterangan pers terkait ekskalasi dinamika politik menuju Pemilu 2024 di Sekretaria Perubahan di Jalan Brawijaya X, Jakarta, Selasa (30/05/2023). ANTARA FOTO/Reno Esnir/hp.

tirto.id - Partai Nasdem khawatir terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo yang secara blak-blakan bakal cawe-cawe pada Pilpres 2024. Kekhawatiran partai yang dipimpin Surya Paloh itu khususnya soal penjegalan terhadap Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yang mengusung Anies Baswedan sebagaai bakal calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 mendatang.

Ketua DPP Partai Nasdem, Sugeng Suparwoto mengaku membayangkan Jokowi yang notabene kepala negara cum kepala pemerintahan mengintervensi Pemilu 2024.

"Bayangkan kalau presiden betul-betul cawe-cawe, dia [presiden] sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara yang dia adalah punya alat negara, kita bisa bayangkan kalau dia lantas tidak netral, aparat lantas tidak netral. Itu, kan, menjadi kekhawatiran kita," kata Sugeng di Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).

Namun, Sugeng berharap pernyataan mantan Wali Kota Solo itu sebatas emosional karena ingin terus berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Mudah-mudahan itu konteksnya. Jadi, kami tetap positive thinking," ucap Sugeng.

Menurut Sugeng, ihwal cawe-cawe Jokowi itu seharusnya menjadi kekhawatiran semua orang, khususnya moral politik dan kekuasaan. Oleh karena itu, ia meminta Jokowi tidak mengintervensi Pemilu 2024.

Sebab, kata dia, presiden yang merupakan kepala negara diamanatkan untuk netral sebagaimana tertuang dalam konstitusi.

"Konstitusi kita berbeda, konstitusi kita jelas mengamanatkan presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara kedudukannya sebagai dalam konteks politik dia harus netral," tutur Sugeng.

Ia berharap cawe-cawe Jokowi itu bukan penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power. Sebab, demokrasi Indonesia terus mengalami kemajuan ke depan.

"Mudah-mudahan cawe-cawe yang dimaksud bukan abuse of power. Kita sudah bagus, kok, ini demokrasi berjalan, demokrasi konstitusional sekaligus demokrasi substansial, bukan semata-mata demokrasi prosedural, tetapi kita termasuk wilayah demokrasi substansial," pungkas Sugeng.

Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan makna cawe-cawe dalam Pilpres 2024 yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi media di Istana Negara pada Senin (29/5/2023).

Pramono sebut, makna cawe-cawe bukan berarti Jokowi berpihak pada salah satu calon di Pilpres 2024, tapi menjaga iklim demokrasi agar tetap berlangsung aman dan damai.

Pramono menyebut, Jokowi tidak akan melanggar aturan pemilu terkait pernyataan dan sikapnya yang akan cawe-cawe di pilpres mendatang. Menurutnya di era digital, Jokowi akan bekerja secara transparan dan mudah terawasi oleh publik bila melanggar aturan.

Dia menjamin, Presiden Jokowi tidak akan mengendorse pasangan calon presiden dan wakil presiden. Oleh karenanya dia berharap bakal capres dan cawapres mendatang tidak perlu khawatir dengan cawe-cawe Jokowi.

Selain itu, Pramono mengungkap bahwa Jokowi berharap dengan dirinya melakukan cawe-cawe selama Pemilu 2024, maka target dan legasi yang dibentuk bisa terlaksana. Seperti hilirasi tambang, pembangunan Ibu Kota Negara, dan sejumlah proyek jangka panjang lainnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto