tirto.id - NASA atau The National Aeronautics and Space Administration memperkirakan dampak asteroid Aphosis yang dijuluki God of Chaos. Asteroid ini diperkirakan akan mengakibatkan kekacauan dengan membuat atmospheric entry dengan kekuatan 1.200 megaton.
Energi tersebut diperkirakan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar dari peristiwa ledakan Tusungka di Rusia, Krakatau, dan bom hidrogen Tsar Bomba.
Dilansir Express, NASA memperkirakan asteroid ini akan memilki peluang 1 dari 45.000 untuk menghantam bumi pada 13 April 2029. Apabila benar menghantam bumi maka peristiwa ini akan membuat sejarah baru.
Dampak dari ledakan Tusungka di Siberia pada tahun 1908 hanya diperkirakan memiliki besaran tiga hingga sepuluh megaton. Salah satu erupsi Krakatau mengeluarkan sekitar 200 megaton, sedangkan salah satu bom hidrogen yang pernah diuji coba yakni Tsar Bomba mengeluarkan sebesar 57 megaton, bola api sebesar Kota Paris, dan memiliki suhu panas yang sama dengan matahari.
Akan tetapi ledakan-ledakan dalam sejarah ini masih belum bisa menandingi dampak dari peristiwa Chicxulub. Peristiwa Chicxulub diperkirakan mengeluarkan energi sebesar 100 juta megaton, peristiwa inilah yang diprediksi mengakibatkan kepunahan Dinosaurus.
Selain kejadian-kejadian itu, manusia juga tak bisa mengabaikan dampak asteroid Apophis apabila benar menabrak bumi. Asteroid tersebut diperkirakan akan membuat kawah akibat dari benturannya dengan bumi selebar empat mil dan memiliki kedalaman sebesar 17.000 kaki.
Perhitungan tersebut dilakukan di Tabel Resiko Sentry. Sentry sendiri merupakan sistem prediksi dampak secara otomatis yang dioperasikan Center for Near Earth Objek NEO Studies (CNEOS) sejak 2002.
Sentry terus memantau asteroid yang memiliki kemungkinan bertabrakan dengan bumi pada masa mendatang hingga 100 tahun ke depan. Namun beberapa minggu ini data optik tidak cukup untuk mengidentifikasi dampak asteroid pada masa mendatang.
Selain itu Elon Musk, perancang utama SpaceX membuat tweet tentang asteroid God of Chaos ini. Musk mengutarakan “nama yang hebat!” pada tweetnya. NASA kini telah memulai persiapan untuk menghadapi asteroid tersebut.
Asteroid Apophis ini dianggap berbahaya bagi Bumi dan akan datang pada 10 tahun ke depan. Apophis akan melintas dengan jarak 19.000 mil dari permukaan bumi dan menjadi salah satu asteroid yang begitu dekat dengan permukaan bumi.
Apabila terjadi tabrakan dengan bumi maka tabrakn itu berpotensi menghancurkan kehidupan di Bumi. Asteroid tersebut lebih dekat ke Bumi daripada satelit komunikasi dan satelit cuaca. Ukuran dan kedekatan Apophis dengan Bumi telah membuatnya dikategorikan sebagai Asteroid Berbahaya Potensial (PHA).
Dikutip dari Cape Business News, ilmuwan NASA menyadari, saat asteroid itu melintasi Bumi pada 2029, lintasan orbitnya juga dapat berubah sehingga menimbulkan kekhawatiran pada masa depan batu besar itu bisa saja bertabrakan dengan planet Bumi.
Asteroid tersebut diperkirakan akan bersinar sangat terang di langit dan kecepatan terbangnya bertambah pada saat melewati langit pada 2029.
Menurut beberapa peneliti, ukuran batu besar itu tidak mengkhawatirkan karena kemungkinan ada 1 hingga 100.000 asteroid lain yang juga sedang mengarah ke bumi.
Hingga kini NASA telah bersiap untuk mempelajari batu tersebut apabila terbang melewati bumi, mereka meyakini mempelajari asteroid tersebut akan membawa peluang besar bagi dunia untuk belajar lebih banyak tentang asteroid serupa.
"Pendekatan dekat Apophis pada 2029 akan menjadi peluang luar biasa bagi sains," ujar Ilmuwan Radar NASA Marina Brozovic.
“Kita sudah tahu pertemuan dekat dengan Bumi akan mengubah orbit Apophis,” tambah Astronom Davide Farnocchia.
Jalur asteroid tersebut sudah diperkirakan akan terlihat pertama kali dengan mata telanjang pada malam hari di belahan Bumi bagian selatan dan akan terus melintas ke pantai timur dan ke pantai barat Australia.
Perjalanan tersebut akan melintasi seluruh dunia, selanjutnya asteroid akan menyeberangi Samudra Hindia dan menuju ke Amerika Serikat (AS).
Penulis: Rachma Dania
Editor: Dipna Videlia Putsanra