tirto.id - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menegaskan bahwa partainya hanya memiliki satu nama calon presiden yaitu Prabowo Subianto. Muzani menyebut apabila ada orang lain mengatasnamakan Gerindra dan mengaku menjadi capres di Pemilu 2024 adalah ilegal.
"Karena itu jika ada orang yang mengaku jadi capres dari Gerindra jelas itu ilegal," kata Muzani dalam acara launching nomor urut Partai Gerindra sebagai peserta Pemilu 2024 di Banda Aceh, Selasa (20/12/2022).
Muzani menjelaskan bahwa keputusan menjadikan Prabowo Subianto sebagai capres melalui proses panjang dan dikukuhkan pada proses Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra pada 12 Agustus 2022.
"Pada Rapimnas 12 Agustus yang lalu kita telah memutuskan bahwa capres Gerindra hanya satu nama, satu itu artinya tunggal, tidak ada nama lain yaitu Prabowo Subianto. Itu adalah keputusan yang sudah disepakati seluruh komponen Partai Gerindra di seluruh Indonesia," ujarnya.
Dalam pidatonya, Muzani menjelaskan bahwa lahirnya Partai Gerindra untuk memperjuangkan Prabowo Subianto menjadi presiden. Oleh karenanya, nama Prabowo Subianto sebagai capres adalah keputusan yang tidak bisa diubah.
"Karena yang diperlukan partai ini sejak berdiri 15 tahun lalu adalah keikhlasan dan ketulusan dari orang-orang yang berjuang untuk membesarkan partai di medan perjuangan untuk memenangkan Prabowo presiden," ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sandiaga Uno menunjukkan kesiapannya untuk maju baik menjadi calon presiden maupun wakil presiden di Pemilu 2024. Kesiapan tersebut disampaikan saat Sandiaga Uno berada di Istana Wakil Presiden pada Selasa (20/12/2022).
Meski demikian, Sandiaga Uno menegaskan bahwa dirinya mengikuti arahan dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengenai nasibnya di 2024.
"Kami terus berkoordinasi dan sudah tentunya menjadi kewajiban kader partai untuk patuh, tegak lurus terhadap keputusan dari partai politik," kata Sandiaga Uno.
Dirinya mengungkapkan bahwa keputusan politik di Gerindra berjalan cair. Ada sejumlah kemungkinan yang bakal terjadi hingga tahun depan, jelang pendaftar capres dan cawapres di Komisi Pemilihan Umum.
"Tentunya ini dinamikanya masih berlangsung, masih cair. Kita tunggu nanti sampai Oktober (2023)," ujarnya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky