tirto.id - Lebaran menjadi momentum untuk mengikat tali persaudaraan masyarakat Indonesia saat Idulfitri. Pada saat itulah, biasanya, orang tua mengajak dan membawa serta anaknya untuk mudik dan mengunjungi sanak saudara di kampung halaman.
Mudik bersama anak tentu membutuhkan banyak persiapan, tak heran bila orang tua melakukan banyak pertimbangan. Untuk mengetahui kebiasaan orang tua ketika mudik bersama anak, pada 22 sampai dengan 23 Mei 2019,Tirto melakukan survei terhadap 1.098 responden berusia 25-40 tahun.
Pada survei ini, kriteria responden yang ditentukan adalah beragama Islam, melakukan mudik, dan memiliki anak berusia antara 0 sampai 10 tahun. Survei dilakukan di seluruh wilayah Indonesia oleh Jakpat, platform penyedia layanan survei daring yang telah memiliki 321.693 responden terdaftar.
Transportasi dan Logistik
Dari 1.098 responden, mayoritas responden menggunakan mobil ketika mudik bersama anak, yaitu sebanyak 57,29 persen responden. Moda transportasi yang banyak digunakan berikutnya adalah kereta api (16,76 persen), dan sepeda motor (11,11 persen responden).
Bila dibandingkan, responden yang memilih untuk naik kendaraan pribadi (seperti mobil dan motor) jauh lebih banyak ketimbang responden yang menggunakan kendaraan umum untuk mudik. Berdasarkan survei Tirto sebelumnya mengenai pilihan moda transportasi, alasan utama responden yang memilih mudik menggunakan kendaraan pribadi adalah faktor kenyamanan (27,17 persen). Alasan lainnya adalah karena kendaraan pribadi dianggap lebih hemat dan dapat menampung muatan lebih banyak, baik anggota keluarga, barang, dan oleh-oleh.
Untuk peralatan dan perlengkapan yang dibawa, berdasarkan jawaban mayoritas responden, pakaian dan makanan atau cemilan adalah dua hal terbanyak yang dipilih responden untuk dibawa mudik. Selain itu, jika dilihat berdasarkan usia, barang yang dibawa semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia anak.
Sebagai contoh, responden dengan anak berusia kurang dari enam tahun masih membawa baby carrier, kursi makan portabel, dan stroller. Sementara responden dengan anak berusia lebih dari enam tahun merasa tidak lagi perlu membawa ketiga barang tersebut.
Peralatan dan perlengkapan anak berusia kurang dari tiga tahun untuk mudik tergolong paling banyak untuk dibawa. Sebab, orang tua perlu membawa kebutuhan pokok bayi, seperti Makanan Pengganti ASI (MPASI) dan ASI Perah (ASIP), popok, hingga botol susu.
Infografik Riset Mandiri Mudik Bersama Anak. tirto.id/Quita
Gawai: Solusi Anak Rewel
Saat ditanya apa kesulitan utama yang dialami ketika membawa anak bepergian, mayoritas orang tua (47,09 persen) menjawab: Anak yang rewel. Kesulitan berikutnya adalah banyaknya barang bawaan yang dibawa saat mudik. Sebanyak 6,74 persen orang tua merasa kerepotan dengan peralatan dan perlengkapan yang mesti dibawa.
Selain itu, persoalan lainnya adalah kebutuhan untuk buang air (5,37 persen), kebutuhan makan, mandi, dan tidur anak (5,28 persen), dan anak menangis (5,10 persen). Di sisi lain, ada 7,56 persen orang tua menjawab tidak mengalami kesulitan saat membawa anak bepergian.
Mayoritas orang tua (83,06 persen) memilih untuk memberikan gawai kepada anaknya yang rewel selama perjalanan mudik. Selain ketika rewel, waktu lain orang tua memberikan gawai adalah saat anak makan (16,39 persen) dan mau tidur (15,03 persen).
Sumber Informasi
Sebanyak 73,77 responden orang tua mengaku memperoleh informasi mengenai persiapan mudik dari keluarga. Hal ini diasumsikan karena adanya tradisi lebaran bersama keluarga dan mudik ke kampung. Informasi mudik biasanya didapat dan diteruskan secara turun temurun dalam suatu keluarga. Namun, ada juga responden (2,09 persen) yang mengaku bahwa pengalaman pribadi dari mudik sebelumnya adalah sumber informasi dalam melakukan persiapan mudik.
Selain itu, media sosial juga menjadi pilihan terbanyak orang tua dalam melakukan persiapan mudik. Sebanyak 64,39 responden mengaku bahwa mereka mengandalkan media sosial. Di sisi lain, ada 44,44 persen responden yang memperoleh informasi persiapan mudik dari teman.
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara