Menuju konten utama

Moncer di Survei Kompas, Demokrat Singgung Kudeta Kubu Moeldoko

Moncernya elektabilitas Demokrat di survei Litbang Kompas tak lepas dari peristiwa kudeta kubu Moeldoko.

Moncer di Survei Kompas, Demokrat Singgung Kudeta Kubu Moeldoko
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) usai melakukan pertemuan di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (22/9/2021). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/foc.

tirto.id - Hasil survei Litbang Kompas menempatkan elektabilitas Demokrat berada di urutan ketiga setelah PDI Perjuangan dan Gerindra. Biasanya posisi ketiga ditempati Golkar. Namun kali ini partai berlogo pohon beringin itu tersingkir dari peringkat tersebut.

Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan pihaknya tak ingin jemawa atas capaian ini. Namun ia menyadari moncernya elektabilitas Demokrat tak lepas dari sikap konsistensi partai dalam membela rakyat.

"Kita tidak heboh melakukan sesuatu walaupun kecil, dihebohkan. Posting sana-sini dekat dengan rakyat. Tapi saat ada isu krusial terkait nasib rakyat, diam. Kita tidak," ujar Herzaky kepada Tirto, Selasa (22/2/2022).

Ia bilang Demokrat aktif membantu rakyat yang terdampak pandemi COVID-19 di lapangan. Lalu partai berlogo bintang Mercy itu juga selalu menyuarakan kebijakan yang pro rakyat.

"Kami tidak hanya turun ke lapangan. Tapi ada harapan rakyat yang kami suarakan juga di parlemen. Contoh saat Omnibus Law dan JHT. Demokrat keras sekali," ujarnya.

Selain itu, menurut Herzaky, sosok Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi faktor lain kuatnya elektabilitas partai. AHY tidak sibuk mengejar kursi calon presiden 2024.

"Tidak ada mas AHY kampanyekan diri. Mungkin ini yang masyarakat lihat. AHY sosok yang benar peduli dengan rakyat," ujarnya.

Herzaky menilai isu legalitas kepengurusan partai yang sempat ramai beberapa waktu lalu justru mengerek elektabilitas Demokrat. Ia mengklaim rakyat mendukung kepemimpinan AHY yang saat itu menghadapi gangguan dari kubu Moeldoko.

"Mereka khawatir kalau organisasi kami diambil paksa secara abuse of power oleh kelompok kekuasaan. Sehingga rakyat juga yang bikin kami bertahan," tukasnya.

Upaya ambilalih paksa atau kudeta Partai Demokrat oleh kubu Moeldoko kandas di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). AHY pun tetap sah sebagai Ketua Umum Demokrat definitif.

Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru mereka pada Selasa (22/2/2022). Hasil survei menempatkan PDI Perjuangan di posisi pertama dan Gerindra di posisi kedua. Lalu Demokrat berada di urutan ketiga menggantikan Golkar yang biasa bertandang di posisi tersebut.

PDIP sebagai partai pertama berada pada angka keterpilihan 22,8 persen atau meningkat 3,7 persen dibanding hasil survei pada Oktober 2021 lalu. Sementara itu, Gerindra berada di angka 13,9 persen atau naik 5,1 persen dibanding survei Oktober 2021 lalu.

Kemudian Demokrat berada di peringkat ketiga dengan angka 10,7 persen dari sebelumnya tidak mencapai angka dua digit. Partai Golkar yang sebelumnya berada di peringkat ketiga turun di bawah Demokrat, tetapi mengalami kenaikan elektabilitas 1,3 persen dibanding survei Oktober menjadi 8,3 persen.

Baca juga artikel terkait DEMOKRAT atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Politik
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Fahreza Rizky