tirto.id - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko menanggapi pernyataan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin terkait adanya dampak penambahan kuota haji yang mengancam keselamatan jiwa.
Menurut dia, penambahan kuota Jamaah Haji tidak akan mengancam keselamatan jiwa calon jamaah haji selama di Arab Saudi. Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi, kata dia, sudah melakukan penghitungan terkait hal tersebut.
"Nggak [Sebabkan tragedi kemanusiaan], itu [menambah kuota jamaah haji] kan sudah dihitung dari Raja [Arab Saudi] dari Putra Mahkota," ujar dia, saat di Rumah Aspirasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/4/2019).
Ia menjelaskan, telah ada penghitungan Raja Arab dan Putra Mahkota mengukur luas daerah dengan jumlah peserta haji dari seluruh dunia.
"Jadi setelah dibangun, bisa menghitung seberapa banyak dari setiap negara bisa mendapatkan alokasi [jumlah kuota haji]," terang dia.
Moeldoko juga menyebut keselamatan jamaah haji terjaga sepanjang catatan seluruh fasilitas yang ada di Mekkah terus dibangun dan diperbaiki. Sehingga, dapat menampung jamaah haji dari kuota tambahan.
"Justru Putra Mahkota kemarin saat dialog dengan Pak Jokowi mengatakan pada 2020 diharapkan ada 20 juta [Jamaah], berhaji 2030 proyeksinya 30 juta," kata dia.
Pemerintah menerima kuota tambahan haji pada 2019 sebanyal 10.000 orang setelah Jokowi ke Arab Saudi baru-baru ini.
Kementerian Agama mengalokasikan kuota ini kepada seluruh provinsi secara proporsional sesuai urutan keberangkatan. Kemudian, diutamakan untuk calon jamaah haji yang sudah lansia dan pendamping lansia.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali