Menuju konten utama

Moeldoko Nilai Laporan BPN Soal Kecurangan Sama Seperti pada 2014

Moeldoko menilai mayoritas isi laporan BPN Prabowo-Sandiaga mengenai dugaan kecurangan di Pilpres 2019 sama dengan yang mereka tuduhkan pada 2014 lalu.  

Moeldoko Nilai Laporan BPN Soal Kecurangan Sama Seperti pada 2014
Moeldoko. tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko menilai dugaan kecurangan dalam laporan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga masih sama dengan yang mereka adukan pada Pilpres 2014 silam.

"Kalau saya melihat file 2014, tuntutannya persis [Dengan saat Pilpres 2019]. Dulu ada tujuh poin, hampir sama," kata dia di Rumah Pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Menteng, Jakarta, Jumat (16/5/2019).

Moeldoko kemudian menunjukkan beberapa poin dugaan kecurangan yang dituduhkan oleh kubu Prabowo pada Pilpres 2014 dan sekarang kembali masuk dalam laporan mereka.

Tuntutan itu di antaranya pelanggaran terkait rekapitulasi hasil suara, anggapan bahwa Pilpres 2014 cacat hukum dan adanya kecurangan yang Terstruktur Sistematis dan Masif (TSM) di pemilu.

Untuk saat ini, kata Moeldoko, tuduhan kecurangan TSM itu ditambahi kata-kata 'ugal-ugalan' dan 'brutal' serta dibarengi tudingan ada pengerahan pejabat oleh penguasa.

"[Soal] Politik uang, termohon [disebut] melakukan hal yang nyata [pada 2014], sekarang merusak bahan kardus. Isunya sama, sudah disiapkan dari 2014 kali," kata Moeldoko.

Dia menuturkan, karena tuntutan yang diajukan BPN saat ini sama persis dengan pilpres 2014, dirinya meminta agar kubu Prabowo mengikuti saja proses pemilu yang sedang berjalan saat ini.

Moeldoko mengingatkan mayoritas masyarakat sekarang menginginkan situasi aman dan tertib serta tidak menghendaki ada gerakan massa semacam people power.

"Agar masyarakat juga menjadi tenang, kita semua punya kewajiban untuk membuat situasi tenang dan tidak beriak-beriak. Jadi saya berharap semua menjaga situasi tetap stabil," ujarnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Addi M Idhom