Menuju konten utama

Mereka yang Mengais Rezeki Saat Malam Tahun Baru di Jakarta

Malam pergantian tahun baru 2019 di Jakarta menjadi berkah tersendiri bagi padagang kecil dan pemulung.

Seorang penarik delman menunggu penumpang jelang malam pergantian tahun baru di kawasan Monas, Jakarta, Senin (31/12/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id - Kemeriahan perayaan malam Tahun Baru 2019 di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang dan pemulung. Mereka mengais rezeki dari Car Fre Night yang digelar Pemprov DKI, di Jalan Sudirman-MH Thamrin.

Salah satunya adalah Agus (53 tahun), pengepul botol air mineral dan kardus. Ia mengatakan dalam dua jam, gerobaknya sudah penuh terisi dengan botol dan kardus yang ditinggalkan para pengunjung Bundaran HI.

"Mumpung acara besar, banyak juga dapat malam ini. Dua jam-an sudah penuh gerobak saya,” kata Agus saat ditemui di dekat panggung utama perayaan malam tahun baru di Bundaran HI.

“Makin malam pasti makin banyak itu [botol dan kardus]” kata dia menambahkan.

Agus mengaku, dalam tiga tahun terakhir, dirinya tidak pernah absen memulung sampah saat perayaan Malam Tahun Baru di Bundaran HI.

“Tahun lalu saya dapat sampai 30 kilo (botol dan kardus),” kata Agus.

Tak hanya jadi berkah buat Agus. Padagang jas hujan keliling seperti Firman (39 tahun) juga mengaku sudah mengantongi Rp100.000 rupiah hasil menjual dagangannya kepada para pengunjung saat perayaan malam Tahun Baru 2019 di Bundaran HI.

Hal itu, kata Firman, lantaran hujan sempat mengguyur Bundara HI pada Senin (31/12/2018) malam sekitar pukul 17.00-20.30 WIB. Kondisi tersebut membuat banyak jas hujan yang dijualnya diburu pembeli.

“Udah dapat Rp100 ribuan, lumayan lah. Harus pintar cari peluang buat orang-orang kecil kayak saya ini,” kata Firman.

Sementara itu, Yusuf (40 tahun), penjual nasi goreng juga ikut ketiban rezeki. Malam itu, ia mengaku sudah mengantongi uang sekitar Rp100 ribu.

“Kalau biasanya enggak segini pasti, semoga makin malam makin banyak,” kata Yusuf saat ditemui di lokasi menjelang pergantian tahun.

Tak hanya di Bundaran HI, pergantian malam tahun baru yang diwarnai hujan juga menjadi berkah bagi Gio (42 tahun), pedagang jas hujan keliling, di Pantai Lagoon, Ancol, Jakarta Utara. Ia mengaku sudah menjual 5 lusin jas hujan kepada para pengujung.

“Sudah mau habis [stok jas hujan]. Sudah hari besar, hujan pula, jadi makin laku,” kata Gio kepada reporter Tirto.

Jas hujan yang dijual Gio dibandrol dengan harga Rp10-15 ribu untuk yang berjenis jubah. Untuk yang disertai celana dibandrol Rp20 ribu per buah.

Gio yang biasa berjualan di Tanah Abang dan lokasi-lokasi acara besar itu memang mendapat omzet penjualan yang tergolong lumayan pada malam pergantian tahun ini.

Namun, kata Gio, penjualan di hari ini belum seberapa lantaran hujan masih di level ringan hingga sedang. Ia mengatakan omzet penjualan akan lebih besar saat hujan lebat datang.

Berkah malam pergantian tahun juga dirasakan Rio (32 tahun). Pria yang menyewakan jasa peminjaman sepeda di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ini begitu senang lantaran banyak pengunjung yang datang.

Menurut dia, dengan banyaknya pengunjung, maka akan banyak pula yang akan menyewa sepedanya untuk berkeliling di sekitaran TMII.

“Kalau dilihat dari tingkat pengunjungnya, sih ya lumayan, bisa tiga kali lipat yang menyewa sepeda,” kata Rio saat ditemui reporter Tirto, di kawasan TMII, pada Senin (31/12/2018) sore.

Rio mengaku sudah tiga tahun berprofesi sebagai operator penyewa sepeda. Terdapat dua jenis sepeda yang ia sewakan. Sepeda model singel seharga Rp15.000 per jam, sedangkan yang double Rp20.000 per jam.

Menurut Rio, pada hari-hari biasa, dirinya membuka penyewaan sepeda mulai pukul 07.00 sampai 17.30 WIB. Sedangkan pada hari libur, buka pukul 05.30 sampai habis Magrib.

Namun, berbeda pada saat menjelang malam pergantian tahun. Rio hanya buka sampai pukul 16.00 WIB lantaran padatnya pengunjung yang datang ke TMII.

Baca juga artikel terkait TAHUN BARU 2019 atau tulisan lainnya dari Nadhen Ivan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan, Nadhen Ivan & Vincent Fabian Thomas
Penulis: Nadhen Ivan
Editor: Abdul Aziz
-->