Menuju konten utama

Cerita 557 Pasangan di DKI Sambut Tahun Baru dengan Nikah Massal

Peserta nikah massal tahun ini mencapai 557, meningkat dibanding dengan 2017 yang berjumlah 434.

Cerita 557 Pasangan di DKI Sambut Tahun Baru dengan Nikah Massal
Suasanai nikah massal di Jl. MH Thamrin, Jakarta, Senin (31/1/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Sebanyak 557 pasangan mengikuti pernikahan massal, di kawasan Jalan MH Thamrin 10, Jakarta Pusat, Senin (31/12/2018) malam. Acara yang digelar Pemprov DKI dalam rangka menyambut malam tahun baru 2019 ini dihadiri Gubernur DKI Anies Baswedan dan Abdullah Gymnastiar (Aa Gym).

Dalam acara ini, Pemprov DKI menyiapkan sebuah pelaminan bernuansa adat Betawi yang dilengkapi dengan sepasang ondel-ondel. Sementara penghulu yang disiapkan berjumlah 199 yang dihadirkan dari sejumlah KUA di wilayah Jakarta.

Kepala Biro Pendidikan Mental dan Spiritual DKI Hendra Hidayat menyebut, jumlah peserta nikah massal pada tahun ini mencapai 557, meningkat dibanding dengan 2017. Jumlah itu dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 221 pasangan yang baru menikah, dan 336 pasangan lainnya adalah peserta itsbat nikah (nikah siri).

“Jumlah peserta kalau tahun kemarin [2017] 434, tahun ini naik menjadi 557 pasangan,” kata Hendra, di kawasan MH Thamrin, Senin malam.

Farida (56 tahun), salah satu peserta itsbat nikah mengaku senang bisa mengikuti acara ini. Sebab, kata dia, pernikahannya yang digelar pada 1994 akhirnya tercatat secara resmi dalam dokumen kependudukan.

Apalagi, kata Farida, dirinya dan suaminya, Amiruddin telah dikaruniai tiga orang anak. Bahkan anak pertamanya yang berusia 23 tahun telah hamil.

Ye, sekalian tahun baruan aje,” kata Farida saat ditemui reporter Tirto dalam acara pernikahan massal yang digelar Pemprov DKI Jakarta itu.

Farida mengatakan, saat itu dirinya lebih memilih untuk menikah siri karena lebih mudah mengurusnya.

Hal senada diungkapkan pasangan pengantin tertua, yaitu Mardianto (76 tahun) dan istrinya, Watinah (65 tahun). “Senanglah,” kata Watinah singkat.

“Sudah pasti senang ya, gimana sih, orang gratis, gimana masa enggak senang,” kata Mardianto menimpali jawaban istrinya.

Mardianto mengaku sudah dua kali menikah sebelum meminang Watinah. Keputusannya menikah lagi karena ingin mempunyai teman hidup, setelah istri sebelumnya meninggal.

“Ini istri ketiga. Dua istri sudah meninggal. Ibu Watinah juga sama, udah tiga kali [menikah]. Jadi sama-sama, suaminya juga udah meninggal keduanya,” kata Mardianto.

Mardianto dan Watinah resmi menjadi pasangan suami-istri sekitar pukul 20.30 WIB. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Aa Gym menjadi saksi atas pernikahan pasangan tertua dalam nikah massal di malam tahun baru 2019 ini.

Memilih Menikah Dini

Berbeda dengan pasangan Jimmy Ardiansyah dan Rizka Fadhillah Hanif yang keduanya baru berusia 19 tahun. Mereka mengaku sudah berpacaran sejak sekolah menengah pertama (SMP) atau sekitar lima tahun lalu.

Hubungan Jimmy dan Rizka pun sudah diketahui oleh kedua keluarga mereka, bahkan direstuinya.

Saat ini, baik Jimmy dan Rizka mengaku masing-masing telah bekerja. Sehingga keduanya memberanikan diri untuk melangsungkan pernikahan dan menjadi pasangan termuda.

Rizka mengaku menyadari hal ini. Menurutnya, saat dirinya memutuskan menikah dengan Jimmy, bahkan teman-teman sebayanya sempat terkejut.

Rizka dinikahkan oleh ayahnya sekitar pukul 20.37 WIB. Pernikahan mereka pun disaksikan oleh Anies Baswedan dan Aa Gym.

“Daripada pacaran, mending nikah saja. Apalagi nikah massal enggak makan biaya banyak juga,” kata Rizka.

Untun persiapan pernikahannya, kata Rizka, mereka didandani orang kelurahan. Mereka hanya menyiapkan pakaian.

Dalam pernikahan itu, Rizka dan Jimmy memilih untuk mengenakan pakaian adat Mandailing.

“Baju adat Mandailing. Orang tua juga mendukung. Ini disuruh mama pakai baju ini saja,” kata Rizka.

Baca juga artikel terkait NIKAH MASSAL atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Abdul Aziz