Menuju konten utama

Meraup Penjualan Mobil dari Gengsi Lebaran

Bandara, stasiun kereta dan terminal bus penuh sesak oleh calon penumpang. Macet memanjang hingga puluhan kilometer di jalan bebas hambatan. Di tepi jalan, peluit polisi melengking untuk mengatur laju kendaraan. pemandangan lumrah ketika musim mudik tiba.

Meraup Penjualan Mobil dari Gengsi Lebaran
Penjualan mobil bekas di WTC Mangga Dua, Jakarta. Antara foto/Saptono

tirto.id - Bagi orang Indonesia, mudik adalah tradisi tahunan yang sulit untuk dilewatkan. Namun, mudik bukan sesuatu yang mudah. Tiket kereta sulit didapat, tiket pesawat mahal. Menggunakan jalur darat baik bus maupun kendaraan pribadi memang merupakan pilihan utama. Menggunakan mobil pribadi dianggap lebih nyaman karena fleksibilitas dan kenyamanan di jalan, di tengah kemacetan parah saat mudik.

Berdasarkan survei potensi mudik 2016 yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) khususnya di wilayah Banten, 40 persen pemudik merasa aman menggunakan mobil. Sebanyak 27 persen menganggap dengan menggunakan mobil lebih santai dan fleksibel, 21 persen menganggap lebih mudah, selebihnya merasa murah, hemat dan cepat.

Kemenhub memperkirakan jumlah penumpang musim mudik tahun ini mencapai 17.698.484 orang. Dari jumlah itu, pemudik yang menggunakan mobil diperkirakan meningkat. Salah satu pendorongnya adalah selesainya pembangunan tol yang kini sudah tersambung hingga Brebes Timur. Jumlah pemudik yang menggunakan mobil diperkirakan meningkat hingga 4,5% dari tahun lalu menjadi 2.478.069 kendaraan.

Survei Kemenhub lain mencatat, dari 6.900 responden di Jabodetabek, sebanyak 31,1 persen memilih menggunakan mobil pribadi. Angka ini hanya beda tipis dengan rencana menggunakan bus sebanyak 31,8 persen.

Data ini menggambarkan bahwa minat pemudik menggunakan mobil masih tinggi. Selain kenyamanan, ada faktor gengsi di balik mudik menggunakan mobil. Inilah yang mendorong kenaikan penjualan mobil menjelang lebaran.

Riset Nielsen pada 2014 yang berjudul The Nielsen Global Survey of Automotive Demand mungkin bisa menggambarkan betapa pentingnya mobil bagi status sosial orang Indonesia. Laporan itu mencatat, 93 persen orang Indonesia malu bila tak punya mobil. Namun orang Indonesia bukan satu-satunya yang demikian. Di Malaysia, dalam riset terungkap ada 33 persen yang malu bila tak punya mobil, lalu Singapura 22 persen, lalu Filipina dan Thailand masing-masing 21 persen. Artinya gengsi orang Indonesia lebih tinggi.

“Mereka membeli mobil untuk mempertunjukkan kenaikan status sosial. Untuk banyak konsumen, memiliki mobil sebagai simbol teratas dari capaian kesuksesan mereka,” kata Executive Director of Consumer Insights, Nielsen Indonesia Anil Antony.

Inilah yang memicu tren pembelian mobil baik secara kredit maupun tunai, mobil bekas maupun baru, terus meningkat menjelang lebaran.

Perang Promo Jelang Lebaran

Data dari Gabungan Industri kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan tren kenaikan penjualan mobil sebulan sebelum Lebaran. Untuk penjualan mobil tipe 4x2 misalnya, pada April lalu mencapai 52.478 unit dan meningkat menjadi 57.246 unit pada Mei. Gaikindo memperkirakan penjualan Juni kembali mengalami kenaikan.

Tren kenaikan penjualan menjelang Lebaran ini memacu para produsen mobil menyodorkan iming-iming menggiurkan. Berbagai promo ditawarkan bagi para konsumen untuk mudik ke kampung halaman.

Honda Jakarta Center (HJC) diler utama mobil Honda area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) misalnya, telah menyiapkan promo yakni pembelian mobil jenis Mobilio akan mendapat potongan harga Rp10 juta. Untuk pembelian secara tunai mereka berani memberi diskon hingga Rp15 juta.

PT Honda Prospect Motor (HPM) pun demikian. HPM pada tahun ini mengadakan program penjualan serta layanan purna jual baru. Promo bertajuk “Hebatnya Punya Honda” ini memberikan kemudahan kepada konsumen untuk membeli mobil Honda, sekaligus membuat biaya operasional lebih terjangkau.

Promo HPM ini memberi tawaran menggiurkan yakni perawatan berkala 3 tahun, DP rendah mulai Rp20 juta, cicilan ringan mulai Rp1 juta/bulan dengan bunga nol persen hingga enam bulan.

Trik tak kalah menggiurkan disodorkan Nissan Motor Indonesia. Nissan Motor menawarkan program leasing terbaru untuk merk Datsun yakni “Beli Sekarang, Cicil Setelah Lebaran”. Tak hanya itu, Nissan juga memberi program Total Down Payment (TDP) selama bulan Mei untuk mobil Grand Livina sebesar Rp16 juta dan March sebesar Rp17 juta.

Sedangkan, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku distributor resmi kendaraan Mitsubishi di Indonesia mengadakan kampanye Lebaran untuk konsumennya. Program promo SMILE Campaign (Senyum Mitsubishi di hari Lebaran) ini berlangsung dari 6 Juni sampai 9 Juli 2016. SMILE mencakup layanan penjualan dan purnajual Mitsubishi.

"Kampanye SMILE diadakan untuk mendukung kenyamanan pelanggan Mitsubishi dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Dengan kedua program, penjualan dan purnajual, kami berharap pelanggan Mitsubishi dan keluarga dapat menyambut Ramadhan dan Idul Fitri dengan aman, nyaman dan senyum bahagia," kata Operating General Manager Divisi Pemasaran MMC KTB, Irwan Kuncoro, seperti dikutip Antara.

Untuk program penjualan, Mitsubishi menawarkan hadiah voucher belanja senilai Rp 3 juta untuk konsumen yang membeli Mitsubishi Outlander Sport dan Mirage. Sedangkan untuk pembeli Delica, Mitsubishi memberikan iming-iming voucher senilai Rp 5 juta. “Program ini berlaku mulai 1 sampai 30 Juni,” kata Irwan.

Tak hanya promo bagi mobil baru, para penjual mobil bekas juga menawarkan promo agar menarik minat pembeli jelang Lebaran. Mobil88 misalnya menghadirkan promo “Mudik Asik” yang berlangsung selama periode 9 Mei-30 Juni dengan tajuk “Beli Mobil Berhadiah Mobil dari Mobil88.”

Promo inilah yang menggiurkan bagi para konsumen untuk memilih mobil baru. Promo yang gencar semakin membuat konsumen terpacu untuk membeli mobil. Ini sebuah kepuasan bagi penjual, ketika roda empat dagangannya makin laris.

Yang Murah Hingga Keluarga

Ada dua tipe mobil yang biasanya laris menjelang Lebaran yakni untuk tipe mobil keluarga dan Low Cost Green Car (LCGC). Mobil keluarga dipilih karena daya tampungnya yang besar dan lega. Sementara LCGC dipilih karena harganya yang relatif terjangkau, meski daya muatnya lebih sedikit.

Kenaikan penjualan mobil keluarga menjelang Lebaran ini dialami oleh Toyota. Sebulan menjelang Lebaran, Toyota Avanza menjadi kontributor utama penjualan Toyota dengan total penjualan ritel 14.027 unit atau tumbuh 5,5 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penjualan ritel Avanza pada Mei lalu tercatat paling tinggi sepanjang 2016.

Untuk LCGC, Gaikindo mencatat, penjualannya mencapai 15.246 unit pada Mei, lebih tinggi dari penjualan April dengan capaian 13.959 unit. Angka ini diprediksi akan terus naik pada Juni ini.

Berdasarkan data Gaikindo, selama lima bulan pertama 2016, setidaknya terdapat lima pabrikan mobil pemasar mobil LCGC, yakni Toyota, Honda, Daihatsu, Suzuki, dan Datsun.

Toyota Agya menjadi mobil LCGC terlaris dengan sumbangan penjualan mencapai 5.017 unit pada Mei 2016. Total sejak Januari-Mei penjualan Agya sudah menembus angka 23.212 unit. Posisi kedua ditempati Daihatsu Ayla dengan total penjualan mencapai 20.950 unit hingga akhir Mei dan posisi ketiga yakni Datsun Go+ dengan total penjualan mencapai 10.089 unit hingga akhir Mei 2016.

LCGC Honda yakni Brio terjual 6.144 unit. Sedangkan LCGC Suzuki, seperti Karimun Wagon R mampu terjual 4.494 unit.

Dari angka total penjualan itu, Toyota-Astra Motor tercatat menorehkan hasil positif pada Mei 2016 dengan penjualan sebanyak 33.624 unit dan meraih pangsa pasar 39 persen, sekaligus menempat Toyota-Astra sebagai pemimpin pasar.

"Kami bersyukur atas pencapaian positif ini. Hal ini tak lepas dari dukungan dan kepercayaan konsumen kepada Toyota. Pencapaian ini tentu memberikan keyakinan yang lebih kuat bagi kami dalam melihat prospek pasar otomotif nasional sepanjang 2016," jelas Vice President Director PT Toyota-Astra Motor Henry Tanoto, seperti dikutip Antara.

Yang Bekas Juga Laris

Peningkatan penjualan mobil menjelang Lebaran tidak hanya berlaku pada mobil-mobil baru, tetapi juga mobil bekas. Angka kenaikannya diperkirakan mencapai 15 persen menjelang Lebaran.

"Sampai tanggal 13 Juni belum ada kenaikan berarti. Namun menjelang Lebaran nanti bisa naik 15 persen," kata Chief Operating Officer mobil88, Halomoan Fischer, seperti dikutip Antara.

Menurut Fischer, kenaikan tersebut tidak akan jauh berbeda dibandingkan momentum Lebaran tahun 2015. "Kultur orang Indonesia menghabiskan uang menjelang lebaran. Ini juga yang berdampak terhadap penjualan mobil bekas."

Ia menambahkan, mobil berjenis multi purpose vehicle (MPV) masih menjadi pilihan favorit para konsumen mobil bekas. "Masih MPV, walaupun akhir-akhir ini ada tren meningkatnya penjualan small car. Tak hanya mobil seperti Agya atau Ayla, tetapi juga Yaris serta small car lainnya," ujar Fischer.

Bubar Usai Lebaran

Peningkatan penjualan mobil menjelang Lebaran ini ternyata diikuti oleh fenomena kenaikan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Fenomena ini sudah terjadi bertahun-tahun lalu, ketika membeli mobil dengan cara kredit kian mudah. Biasanya ada kenaikan kredit macet 1%-2% menjelang dan pascalebaran.

“Pasti naik. Kami menyebutnya gejolak satu atau dua bulan. Biasanya, pascalebaran kami memang panen tarikan,” ujar Direktur PT Verena Multi Finance Tbk. (VRNA) Andi Harjono dikutip dari bisnis.com.

Merespons ini tentunya perusahaan leasing sudah mengantisipasinya dengan memberikan kredit lebih selektif kepada calon nasabah. Namun, tetap saja ada akal-akalan nasabah agar lolos dari verifikasi kredit. Inilah yang membuat angka NPL meningkat.

Gengsi saat mudik memang penting. Namun, yang lebih penting adalah jangan sampai gengsi itu merugikan secara finansial. Masyarakat tetap harus rasional dan menyeimbangkan antara “keinginan” daripada “kebutuhannya”. Banyak moda lain yang aman, nyaman, dan murah untuk mudik selain kendaraan pribadi. Pilih yang sesuai dengan pendapatan Anda. Dengan demikian, mudik aman, nyaman, kantong pun tetap aman.

Baca juga artikel terkait OTOMOTIF atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Otomotif
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti