Menuju konten utama

Menteri Susi: Konsumsi Ikan Tingkatkan Kualitas Anak Indonesia

Menteri Susi: Konsumsi Ikan Tingkatkan Kualitas Anak Indonesia

tirto.id -

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengatakan aktivitas pencurian ikan di Tanah Air membuat jumlah ikan dengan kadar protein premium seperti tuna semakin banyak beredar di masyarakat. Hal ini berguna untuk mendongkrak sumber protein warga. Hasilnya, akan bermanfaat mengatasi permasalahan pertumbuhan anak bangsa.

"Manusia Indonesia bakal menjadi lebih bergizi dan berkualitas," kata Menteri Susi di kantor KKP, Jakarta, Rabu, (30/3/2016).

Dengan memberantas pencurian ikan, kata Susi, bukan hanya warga asing yang dapat menikmati komoditas ikan premium yang diekspor, tetapi warga lokal juga bisa mendapatkan manfaatnya. "Setelah cukup (konsumsi di dalam negeri), barulah kita ekspor ke luar," kata Menteri Susi.

Menteri Susi mengungkapkan tren mengonsumsi ikan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan. Menurutnya, peningkatan ini merupakan dampak dari kampanye gemar makan ikan di berbagai daerah.

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan konsumsi ikan masyarakat Indonesia pada tahun 2015 sebesar 41,11 kilogram per kapita per tahun. Pencapaian ini sudah melebihi target yang ditentukan KKP, yakni sebesar 40,90 kilogram per kapita per tahun.

Sementara itu, penyediaan konsumsi ikan untuk konsumsi domestik tahun 2014 mencapai 13,07 juta ton, meningkat sebesar 10,01 persen dibandingkan tahun 2013.

Untuk diketahui, lima provinsi dengan konsumsi ikan terbesar pada 2014 berada di Provinsi Maluku (54,12 kilogram per kapita per tahun), Sulawesi Tenggara (50,77 kilogram per kapita per tahun), Kepulauan Riau (49,24 kilogram per kapita per tahun), Maluku Utara (48,88 kilogram per kapita per tahun), dan Papua Barat (48,16 kilogram per kapita per tahun).

Sementara itu, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menunjukkan data periode 1976-2012 tercatat perdagangan ikan dan produk perikanan dunia meningkat kurang lebih 8,3 persen per tahun secara nominal dan 4,1 persen secara riil.

"Sejak awal 1990-an, proporsi produksi perikanan digunakan untuk konsumsi manusia langsung telah meningkat. Pada 1980-an, sekitar 71 persen dari ikan yang dihasilkan dialokasikan untuk konsumsi manusia," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kiara, Abdul Halim.

Kiara menuntut pemerintah lebih mengoptimalkan produk sektor kelautan dan perikanan untuk konsumsi warga karena jumlahnya telah meningkat pesat dibanding beberapa dekade sebelumnya seperti yang disebutkan di atas.

Selain itu, Kiara juga meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan fokus dalam menyelamatkan sumber daya ikan mengingat beberapa negara dilaporkan mengalami kekurangan stok sumber daya ikan.

"Pencurian ikan akan terus menjadi persoalan Bangsa Indonesia karena banyak negara sudah kekurangan stok sumber daya ikan," tutur Sekjen Kiara, Abdul Halim. (ANT)

Baca juga artikel terkait KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN atau tulisan lainnya

Reporter: Mutaya Saroh