tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku tak khawatir apabila isu perekonomian menjadi komoditas politik jelang Pilpres 2019. Menurut Luhut, itu merupakan hal biasa mengingat eskalasi politik nasional yang bakal terus meningkat.
“Jangan dibuat tambah panas. Kami tidak khawatir,” kata Luhut di Hotel Royal Kuningan, Jakarta pada Senin (14/8/2018).
Lebih lanjut, Luhut mengimbau agar kritik maupun pernyataan yang terkait perekonomian bangsa disampaikan dengan landasan data yang kuat.
“Ya enggak apa-apa. Kalau memang [perekonomian] jelek, bilang jelek. Tapi kalau bagus, ya bilang bagus. Gitu saja kok,” ucap Luhut.
Menurut Luhut, tak seharusnya hanya untuk kepentingan politis, maka ada pihak-pihak yang melakukan kebohongan dengan menggunakan data.
“Jangan diputar-putar saat bicara memakai data. Jangan ada dusta di antara kita,” ujar Luhut lagi.
Luhut menilai pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah melakukan sejumlah capaian di bidang ekonomi. Ia lantas menyebutkan beberapa indikatornya, yaitu pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2018 yang tercatat 5,27 persen, kepercayaan global terhadap kemudahan berbisnis yang meningkat, serta diraihnya investment grade dari sejumlah lembaga pemeringkat.
Masih dalam kesempatan yang sama, Luhut juga sempat menyinggung ihwal calon presiden dan calon wakil presiden yang bakal bertarung dalam kontestasi politik tahun depan. Luhut mengaku tak pernah terbayang sebelumnya bahwa Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin bakal mendampingi Jokowi sebagai cawapres. Ia menilai hal tersebut tak ubahnya misteri kehidupan.
Tidak hanya itu, Luhut lantas melihat Ma’ruf sebagai sosok yang dapat meredam isu-isu terkait SARA yang kerap muncul belakangan ini. Dengan demikian, Jokowi yang telah resmi mencalonkan diri sebagai presiden untuk periode 2019-2024 dapat fokus bekerja, khususnya dalam membangun perekonomian.
“Isu terkait pembangunan ekonomi, stunting, hingga persoalan sampah itu merupakan persoalan yang tidak ada suku maupun agamanya,” ungkap Luhut.
Adapun Luhut turut menepis anggapan bahwa Ma’ruf sudah terlalu tua untuk menjadi cawapres Jokowi.
“Mahathir (Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad) yang sudah [berusia] 93 tahun juga tidak tua. Kalau kita-kita tenang, enggak bicara begitu-begitu lagi. Kita bisa fokus pada pembangunan ekonomi,” kata Luhut.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yulaika Ramadhani