Menuju konten utama

Menteri ESDM Mengaku Tak Tahu Penyebab Listrik Padam di Sumatra

Arifin Tasrif menegaskan telah meminta anak buahnya mengirimkan surat kepada PT PLN agar melakukan investigasi penyebab mati listrik tersebut. 

Menteri ESDM Mengaku Tak Tahu Penyebab Listrik Padam di Sumatra
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan paparan saat rapat kerja bersama Komisi VII DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (3/4/2024). Rapat tersebut membahas perpanjangan kontrak karya perusahaan tambang nikel asal Kanada di Indonesia, PT Vale Indonesia Tbk (INCO), akan berakhir pada 2025 mendatang. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wpa.

tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengaku tak tahu menyebab listrik padam serentak di Pulau Sumatra. Dia juga belum memperoleh laporan dari PT PLN (Persero) ihwal kejadian yang membuat beberapa wilayah mengalami mati listrik dalam jangka waktu lama.

"Penyebab gangguan belum [diketahui], belum masuk laporan [dari PLN]," ujar Arifin dalam acara Media Briefing di Kantor Ditjen Migas, Jakarta, Jumat (7/6/2024).

Dia menegaskan telah meminta Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM untuk segera mengirimkan surat kepada PT PLN (Persero). Isi surat tersebut meminta PLN untuk melakukan investigasi secara menyeluruh terkait penyebab mati listrik agar tak terulang kembali.

"Kita sudah menyampaikan Ditjen Gatrik bikin surat kepada PLN," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, sebanyak 1,5 juta pelanggan PLN di Sumatra Barat terdampak pemadaman listrik akibat dugaan adanya gangguan transmisi SUTT 275 kV Lubuk Linggau-Lahat, Sumatra Selatan pada Selasa (4/6/2024).

Pemadaman listrik bergilir dirasakan oleh masyarakat Sumatra Barat lebih dari 24 jam. Pada Rabu (5/6/2024) siang, pemadaman masih terjadi di sejumlah wilayah.

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, menjelaskan pemerintah akan menguatkan kapasitas tenaga listrik di Sumatra yang sebelumnya mengalami mati daya.

Penguatan kapasitas dilakukan dengan membangun sumber listrik cadangan. Menurutnya hal itulah yang membedakan dengan kondisi listrik di Jawa yang cepat dipulihkan apabila terjadi pemadaman atau korsleting.

"Tapi di Sumatra perlu ada penguatan kapasitas sehingga kalau terjadi sesuatu lagi mencari sumber-sumber mana yang bisa dilarikan ke sana. Itu bedanya, kalau di Jawa lebih banyak," kata Moeldoko di Gedung Krida Bhakti, Jakarta Pusat, Jumat (7/6/2024).

Moeldoko menjamin kejadian di Sumatra tidak akan terulang di wilayah Indonesia lainnya. Namun dia menambahkan bahwa pertumbuhan listrik akan terus diiringi dengan pertumbuhan ekonomi sehingga menjadi pekerjaan rumah bagi PLN.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sumatra Selatan, Jambi, dan Bengkulu (UID S2JB), Adhi Herlambang, menuturkan pemadaman listrik di Sumatra Selatan, Jambi, dan Bengkulu terjadi karena ada gangguan pada jaringan transmisi saluran listrik udara (SUTET) 275 kV Linggau-Lahat.

SUTET 275 kV Linggau-Lahat merupakan jaringan interkoneksi dan terhubung dengan sejumlah wilayah di Pulau Sumatra sehingga ketika terjadi gangguan di saluran transmisi tersebut banyak daerah di Sumatra terdampak.

Sebagai upaya penormalan, UID S2JB melibatkan penanganan pada 458 penyulang, 29.146 gardudistribusi dan 4,3 juta pelanggan. Setelah melalui berbagai upaya penormalan, PLN berhasil memulihkan 100 persen pasokan listrik yang menyuplai 4,3 juta pelanggan di Provinsi Sumatra Selatan, Jambi, dan Bengkulu.

Baca juga artikel terkait MATI LISTRIK atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi